Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

The Fed Tak Lagi Agresif, Diisukan Pangkas Suku Bunga 25 Bps Akibat Data Tenaga Kerja AS yang Lesu

Pemangkasan suku bunga sepertinya akan terus dilakukan The Fed hingga akhir tahun 2024. 

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in The Fed Tak Lagi Agresif, Diisukan Pangkas Suku Bunga 25 Bps Akibat Data Tenaga Kerja AS yang Lesu
The Fed
Ketua The Fed Jerome Powell. Investor memperkirakan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, sekitar 70 basis poin bakal disahkan The Fed pada pertemuan di bulan November dan Desember. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank Sentral AS yang akrab disapa Federal Reserve (The Fed) diprediksi bakal mengurangi kebijakan agresif dengan memangkas suku bunga hanya sebesar seperempat poin pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar 6–7 November 2024.

Proyeksi tersebut sejalan dengan proyeksi konsensus pasar yang menyatakan bank sentral AS Federal Reserve memangkas 25 bps pada pertemuan FOMC mendatang.

Lebih kecil apabila dibandingkan dengan pemangkasan di bulan sebelumnya dimana saat itu The Fed memangkas suku bunga acuan hingga 50 bps.

Mengutip dari Reuters, pemangkasan suku bunga di bulan ini tidak agresif karena dampak dari lesunya laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat selama Oktober.

Baca juga: Ketidakpastian The Fed Sebabkan Bitcoin Anjlok 17 Persen

Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS, gaji untuk sektor non pertanian hanya meningkat hanya 12.000 bulan lalu, lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya, sementara tingkat pengangguran bertahan stabil pada level 4,1 persen.

Laporan yang kurang memuaskan ini memberikan lebih banyak bukti bahwa pasar tenaga kerja masih mengalami penurunan dari tingkat overheating yang terlihat beberapa tahun yang lalu.

BERITA REKOMENDASI

Alasan tersebut yang membuat pasar berasumsi bahwa para pejabat the Fed hanya akan menurunkan tingkat suku bunga di level rendah untuk menekan inflasi.

"Ini adalah laporan ketenagakerjaan yang sangat berantakan untuk bulan Oktober. Data yang mendasarinya sangat terdistorsi oleh dampak dari badai Helene dan Milton, bersama dengan pemogokan di Boeing,” jelas firma strategi dan investasi Jeffries.

Lebih lanjut, pemangkasan suku bunga sepertinya akan terus dilakukan The Fed hingga akhir tahun 2024. 

Investor memperkirakan pemotongan suku bunga yang lebih agresif, sekitar 70 basis poin bakal disahkan The Fed pada pertemuan di bulan November dan Desember.

Kemudian di awal tahun 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9 persen  atau dipangkas 50 bps, mencerminkan perbedaan pandangan dengan pembuat kebijakan.


Respon Pasar

Merespon isu pemangkasan suku bunga 25 bps yang dilakukan The Fed, mayoritas saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan akhir pekan ini.

Mengutip data Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average dilaporkan nik 288,73 poin, atau 0,69 persen ke level 42.052,19, disusul S&P 500 yang melesat 23,35 poin, atau 0,41 persen menuju 5.728,80, sementara Nasdaq Composite naik 144,77 poin, atau 0,80 persen ke level 18.239,92.

Berbanding terbalik dengan reli wall street, saham asia justru mencatatkan raport merah. 

Di Jepang, Nikkei 225 turun lebih dari 2 persen pada awal perdagangan, sementara indeks saham Topix yang berbasis luas turun 1,4 persen.

Di Korea Selatan, indeks saham Kospi kehilangan 0,45 persen dan indeks Kosdaq turun 1,30 persen. 

Penurunan serupa juga terjadi pada Indeks saham Hang Seng berjangka Hong Kong yang amblas di level 20.432. Sedangkan di Australia, S&P/ASX 200 memulai perdagangan 1 persen lebih rendah.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas