Asosiasi Soroti Tantangan Penetrasi Kendaraan Listrik di Indonesia
Harga yang masih mahal, ketersediaan infrastruktur yang terbatas, serta minat yang masih rendah jadi tantangan pengembangan kendaraan listrik di RI.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
Tujuannya, untuk memperluas akses masyarakat terhadap informasi soal teknologi kendaraan listrik.
Ia berpendapat, pusat EV tidak hanya berisi ruang pameran, tapi juga menjadi sarana edukasi ke masyarakat mengenai pentingnya transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Menurutnya, pusat edukasi kendaraan listrik ini bisa digelar di sejumlah kota-kota strategis.
Baca juga: Pemilik Kendaraan Listrik di Jakarta Kini Bebas Pajak dan Biaya Balik Nama
"Lokasi strategis di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan akan membantu menarik perhatian masyarakat dan mempromosikan inovasi yang mungkin dapat mengubah kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang manfaat EV," kata Yannes.
Ia menambahkan, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan teknologi kendaraan listrik. Ini terlihat dari masih banyaknya orang Indonesia yang khawatir dengan daya jelajah mobil, ketahanan baterai, dan ketersediaan sarana pengisian daya.
"Penggunaan EV juga memerlukan pemahaman tentang keselamatan, baik dari segi pengisian daya maupun cara berkendara yang berbeda, karena instant torque yang dimiliki EV. Edukasi ini akan membuat pengguna lebih siap dan merasa aman dalam transisi kendaraan," katanya.
Di samping menambah kesadaran masyarakat tentang EV, ruang edukasi publik ini juga berpotensi menarik segmen anak muda yang tertarik pada inovasi teknologi dan kendaraan ramah lingkungan.
Menurutnya, pembangunan pusat EV ini diprediksi bakal berpeluang meningkatkan adopsi kendaraan listrik di tengah masyarakat.
Yannes menambahkan, satu faktor penting untuk mendorong perkembangan kendaraan listrik di tanah air adalah keberadaan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Hingga kini, ia berpendapat, infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik masih belum memadai.
Sementara itu, mengutip data PT PLN (Persero), hingga semester I/2024, tercatat ada 1.582 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), 9.965 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 14.524 home charging yang digunakan untuk pengisian daya kendaraan listrik.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung akselerasi ekosistem kendaraan listrik dengan terus menambah charging station yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
PLN juga terus menambah infrastruktur untuk kendaraan motor listrik. Hingga Juni 2024, PLN bersama mitra sudah menyiapkan 2.200 unit infrastruktur SPBKLU untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
PLN juga mendorong upaya transisi energi melalui pelaksanaan Electricity Connect 2024 bertajuk ‘Go Beyond Power Energizing The Future’ pada 20-22 November mendatang di Jakarta Convention Center (JCC).
“Berkolaborasi dengan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), acara ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah maupun swasta, khususnya industri kendaraan listrik di Kawasan ASEAN,” kata Ketua Panitia Electricity Connect 2024 Arsyadanny G. Akmalaputri.