Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Obat-obat yang Diuji untuk Atasi Virus Corona: Klorokuin, Avigan, Remdesivir, hingga Kaletra

Berikut adalah berbagai jenis obat yang digunakan untuk upaya penyembuhan pasien penderita Covid-19: Klorokuin, Avigan, Remdesivir, hingga Kaletra

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Obat-obat yang Diuji untuk Atasi Virus Corona: Klorokuin, Avigan, Remdesivir, hingga Kaletra
KAZUHIRO NOGI / AFP
Tablet Avigan anti-influenza yang diproduksi oleh Fujifilm Jepang ditampilkan di Tokyo pada 22 Oktober 2014. 

"Jika Anda memutuskan untuk menggunakan chloroquine, bukan berarti Anda harus meninggalkan semua metode pencegahan, termasuk social distancing," katanya.

Chloroquine dan hydroxychloroquine juga termasuk di antara empat perawatan yang diuji klinis internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca: 31 Orang Tertular Virus Corona setelah Menghadiri Pesta Pernikahan, Termasuk Ibu yang Tengah Hamil

2. Remdesivir

Remdesivir awalnya diuji sebagai obat Ebola.

Sebagai obat antivirus eksperimental Gilead Sciences, Remdesivir telah terbukti ampuh melawan SARS dan MERS, dua virus corona lainnya.

Obat ini bekerja dengan mematikan kemampuan virus untuk mereplikasi sel dalam.

Beberapa uji coba sedang dilakukan untuk mengevaluasi obat di China dan negara-negara lain.

Berita Rekomendasi

Di AS, bulan lalu, National Institutes of Health memulai uji coba secara acak untuk pengobatan COVID-19 menggunakan antivirus ini.

3. Favipiravir (Avigan)

Tablet Avigan anti-influenza yang diproduksi oleh Fujifilm Jepang
Tablet Avigan anti-influenza yang diproduksi oleh Fujifilm Jepang ditampilkan di Tokyo pada 22 Oktober 2014 (KAZUHIRO NOGI / AFP)

Avigan, obat anti-flu asal Jepang yang dikembangkan oleh anak perusahaan fotografi Fujifilm, telah memberikan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis virus corona di China.

Pasien yang diberi avigan di Shenzhen dinyatakan negatif corona setelah rata-rata empat hari positif.

Data itu dibandingkan dengan rata-rata 11 hari mereka yang tidak diberi obat, kata penyiar publik Jepang NHK.

Hasil scan pada dada mendukung temuan tersebut.

Ditemukan lebih sedikit kerusakan pada mereka yang menggunakan obat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas