Mobil Jenazah Korban Covid-19 Antre di TPU Tegal Alur, Waktu Penguburan Cukup 15 Menit
Tanpa raungan sirene, mobil-mobil tiba mengusung peti mayat. Data hingga kemarin sore, korban meninggal Covid-19 mencapai 198 orang.
Editor: Dewi Agustina
Korban terpapar di Jerman dan Perancis juga bertambah, dan melebihi jumlah korban di negeri asal-usulnya Covid-19 yakni China.
Di dalam negeri, penyebaran Codiv-19 di Indonesia bertahan di 32 provinsi.
Dua provinsi lainnya, yakni Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo tidak ditemukan Covid 19.
Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengumumkan, data sampai sampai Minggu (5/4/2020) pukul 15.40 WIB adalah 2.273. Jumlah sembuh 164 pasien dan meninggal 198 jiwa.
Baca: Hari Ini PM Jepang Deklarasikan Darurat Kesehatan
Penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta paling banyak. Terkonfirmasi 1.124, sembuh 56 pasien, dan meninggal 95 jiwa.
Kemudian di Jawa Barat terkonfirmasi 252, sembuh 12, meninggal 28 jiwa.
Lalu di Jawa Timur terkonfirmasi 188 kasus, sembuh 30 pasien, dan meninggal 11 jiwa.
Tingkat kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara terinfeksi virus corona lainnya di dunia.
Melansir BBC (4/4/2020), persentase kematian akibat penyakit ini tampak rendah yakni antara 1 persen dan 2 persen.
Tetapi, angka tersebut tidak dapat diandalkan. Sebab, saat ini masih ada ribuan orang dirawat akibat Covid-19 masih berpeluang meninggal, sehingga angka kematian bisa lebih tinggi.
Mungkin juga angka kematian bisa lebih rendah jika banyak kasus ringan tidak dilaporkan.
Pemeriksaan data oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 56.000 pasien menunjukkan 6 persen menjadi sakit kritis, gagal paru, gagal organ dan memiliki risiko kematian; 14 persen mengalami gejala parah, kesulitan bernapas dan sesak napas; dan 80 persen mengalami gejala ringan, demam, batuk, dan beberapa mungkin menderita pneumonia.
Sementara, orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (asma, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi), lebih cenderung menjadi sakit parah.
Mulai Wajib Masker
Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengimbau masyarakat untuk mulai menggunakan masker saat berada di luar rumah.
Hal itu sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) dalam menekan penyebaran virus corona.
"Kita jalankan masker untuk semua, masker bedah dan masker N95 hanya untuk tenaga medis. Kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala banyak sekali di luar. Oleh karena itu, lindungi diri kita, semua menggunakan masker pada saat keluar rumah," ujarnya saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Minggu.
Yuri menyebut masker untuk masyarakat adalah masker berbahan kain. Masker tersebut dipakai tidak lebih dari 4 jam.
"Gunakan masker kain, masker kain bisa dicuci dengan cara direndam menggunakan sabun. Maskernya digunakan tidak lebih dari 4 jam, ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan," lanjutnya.
Yuri juga mengatakan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun juga harus dijaga.
"Kita tidak pernah tahu karena banyak sekali kasus, di samping cuci tangan dengan sabun selama 20 detik, ini kunci bagi kita, untuk mengedalikan dan memberantas penyakit ini," ujarnya. (Tribun Network/elg/rez)