Nasib Perantau Terkait Larangan Mudik Lebaran, Terpaksa Rayakan Hari Raya Tak Bersama Keluarga
Dua orang perantau bernama Reny Mardikasari dan Cahyo Adi Widananto menceritakan kisah mereka menjadi perantau yang dilarang mudik.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia resmi melarang masyarakatnya untuk melakukan mudik lebaran.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang disiarkan di Kompas TV, Selasa (21/4/2020).
Keputusan itu didasari oleh data lapangan dan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan.
Survei menunjukan masih ada 24 persen masyarakat Indonesia yang tetap bersikeras untuk mudik.
Awalnya, larangan mudik hanya berlaku bagi para ASN, TNI, Polri, maupun pegawai BUMN.
Namun kini seluruh masyarakat Indonesia dilarang melakukan mudik lebaran di tengah pandemi virus corona.
Lantas bagaimana nasib para perantau yang terjebak tidak bisa kembali ke kampung halamannya saat Hari Raya?
Satu di antara perantau bernama Reny Mardikasari turut berkomentar mengenai keputusan itu.
Baca: Larangan Mudik, Jalan Tol Tetap Buka dan KRL Masih Beroperasi
Reny, sapaannya, saat ini tengah merantau di Provinsi DKI Jakarta.
Ia pun terpaksa tidak bisa mudik lebaran ke kampung halamannya di Purwodadi, Jawa Tengah.
Ia mengaku sedih lantaran tahun ini, harusnya menjadi momen mudik pertama kalinya sejak ia merantau ke Ibukota.
"Larangan mudik lebaran ini pastinya bikin saya sedih."
"Karena ini adalah tahun pertama saya merantau di Jakarta sekaligus juga harusnya jadi tahun pertama saya mudik di kampung halaman," ujar Reny kepada Tribunnews, Selasa (21/4/2020).
Namun perempuan 22 tahun itu mengaku telah terbiasa dengan keadaan di Ibukota, termasuk harus merayakan lebaran idul fitri seorang diri.