Nasib Perantau Terkait Larangan Mudik Lebaran, Terpaksa Rayakan Hari Raya Tak Bersama Keluarga
Dua orang perantau bernama Reny Mardikasari dan Cahyo Adi Widananto menceritakan kisah mereka menjadi perantau yang dilarang mudik.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Cahyo merupakan perantau yang bekerja di salah satu media lokal di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia pun mengaku sedih dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah.
"Awalnya memang saya mau mudik, karena sudah terlanjur ada larangan jadi mau gimana lagi," ujar pria yang berasal dari Yogyakarta itu.
Cahyo, sapaannya, juga sempat merasa ragu untuk melakukan mudik.
Sebab, ia juga memikirkan keselamatan keluarganya supaya tetap terhindar dari Covid-19.
"Karena di tempat tinggal saya harus lapor dan melakukan karantina 14 hari."
"Jadi saya juga memikirkan keselamatan keluarga," ungkap pria 22 tahun itu kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Meski begitu, jika dalam waktu dekat pemerintah mencabut larangan mudik, Cahyo mengaku akan tetap bersikeras untuk mudik.
"Tapi kalau dalam waktu dekat pemerintah mencabut larangan mudik, saya tetap akan mudik,"
"Karena bagi saya itu sudah menjadi tradisi untuk bertemu keluarga waktu lebaran," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)