Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Begini Skenario Puncak Kedua Wabah Corona yang Diwaspadai WHO

Para ahli penyakit menular hampir bisa memastikan bahwa wabah corona akan melonjak lagi saat musim panas berakhir.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Begini Skenario Puncak Kedua Wabah Corona yang Diwaspadai WHO
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), warga Kampung Jawi, Jalan Kalialang Lama VII RT 02/RW 01, Kota Semarang, Jawa Tengah, tetap melangsungkan tradisi ujung antarwarga dengan menerapkan physical distancing jaga jarak satu meter dan tidak saling bersalaman, Senin (25/5/2020). Ujung adalah istilah yang dikenal masyarakat Jawa untuk tradisi bersalam-salaman, meminta maaf, serta sungkem dari satu rumah ke rumah yang lain. Secara bahasa mungkin dalam Bahasa Indonesia mengarah ke kata silaturahmi. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah Salat Id (Idulfitri), selepas salam-salaman di masjid atau lapangan. Biasanya yang melakukan ujung adalah anak kecil, remaja, dan dewasa. Karena orang tua yang sekiranya sudah uzur biasanya lebih memilih di rumah dan menunggu disinggahi tetangga atau kerabat dan juga saudara-saudaranya. Tribun Jateng/Hermawan Handaka 

"Satu-satunya alasan nyata untuk mencoba dan meredam puncak ini adalah untuk mencegah kematian yang dapat dicegah, sehingga sistem perawatan kesehatan dapat menangani semua orang yang membutuhkannya dan memberi mereka peluang terbaik dengan hasil yang sehat," jelas Kelen, yang spesialisasinya pengembangan infeksi.

Itulah sebabnya begitu banyak rencana yang dilakukann untuk meratakan kurva.

Semakin stabil angka infeksi maka semakin mudah juga penanganannya.

Kondisi Wabah Corona di Amerika Latin Memprihatinkan

Otoritas kesehatan regional Amerika Latin dari WHO memperingatkan bahwa Covid-19 terus meningkat di sejumlah negara-negara ini.

Dikutip dari Al Jazeera, sejumlah negara berbahasa Latin dengan angka infeksi yang masih mengalami lonjakan antara lain Brasil, Peru, Chili, El Savador, Guatemala, dan Nikaragua. 

Direktur WHO untuk Amerika dan Kepala Pan American Health Organization, Carissa Etienne mengatakan bahwa Brasil pekan lalu mencatat lonjakan infeksi tertinggi sejak wabah menyerang negara itu.

BERITA REKOMENDASI

Kenaikan kasus infeksi itu terjadi selama tujuh hari.

Baca: Covid-19 Mencapai Tahap Kritis di Amerika Latin: Brasil, Peru, Chile, Meksiko, hingga Nikaragua

Baca: Serius Ingin Tampil di Piala Dunia U-20 Seperti Indonesia, Malaysia Panggil Pemain dari Amerika

Lusinan Peti Mati Tiba di Pemakaman Umum Brasil
Lusinan Peti Mati Tiba di Pemakaman Umum Brasil (Tangkap Layar YouTube CGTN)

Setidaknya 23.473 orang telah meninggal karena Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus, pada Selasa (26/5/2020) menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.

Sementara Worldometers pada Kamis (28/5/2020) mencatat 414.661 kasus infeksi dan 25.697 kematian.

Meski angka infeksi terus naik hingga melampaui angka negara-negara Eropa, Presiden Brasil Jair Bolsonaro konsisten menolak jarak sosial.

Tingkat kematian harian Brasil sempat menjadi yang tertinggi di dunia pada Senin (25/5/2020).


Sebuah studi dari Universitas Washington memperingatkan bahwa jumlah korban tewas di negara itu bisa naik hingga lima kali lipat menjadi 125.000 pada awal Agustus.

"Baik Peru dan Chili juga melaporkan insiden tinggi, tanda bahwa transmisi masih meningkat di negara-negara ini," kata Etienne.

Peru telah melaporkan 135.905 kasus dan 3.983 kematian, sementara Chili telah mengkonfirmasi lebih dari 82.289 infeksi.

Selain itu, Senin lalu Chili melaporkan rekor 5.000 kasus baru pada beberapa waktu lalu, kini total kematiannya mencapai 841.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas