Cerita Pedagang Temulawak saat Pandemi: Harga Sempat 80 Ribu Per Kg, Pernah Untung 2 Juta Sehari
Tisna (25), pedagang tumbuhan herbal di Pasar Induk Jakarta Timur menceritakan, permintaan temulawak di masa pandemi sangat banyak
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Sumiyati (kiri) dan Sri Wahyuni, keduanya penjual jamu menunggu pembeli di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2013). Jamu kunyit, temulawak, kencur, dan beras kencur adalah jamu yang paling laku. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Pemprov DKI Jakarta akan merancang program semacam sertifikasi bagi pedagang bahan pangan dan jamu yang dijual di pasar-pasar tradisional hingga lapak kaki lima di Jakarta. KOMPAS/AGUS SUSANTO
"Kalau buat antibodinya biasanya ditambah biang kunyit. Biang kunyit bisa langsung direbus bersamaan sama temulawak," jelas Toya.
Toya juga memastikan, saat ini pangsa pasar temulawak meningkatkan.
Baca: Jaga Imunitas di Tengah Pandemi dengan Temulawak, Ini Penjelasan Ahli
Terbukti dari banyaknya permintaan temulawak di pasaran.
"Permintaan temulawak dan kunyit lagi ramai sekarang, selalu ada Alhamdulillah. 'Nyayur' setiap hari," tutup Toya.
Berita Rekomendasi