Studi UI : Hanya 53 Persen Pedagang di Pasar yang Memakai Masker dengan Benar
Studi dari Universitas Indonesia menunjukan baru 53 persen pedagang di pasar tradisional yang menggunakan masker dengan baik dan benar.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Studi dari Universitas Indonesia menunjukan baru 53 persen pedagang di pasar tradisional yang menggunakan masker dengan baik dan benar.
Hal itu dikemukan oleh peneliti psikologi sosial UI Dicky Peluppesy dalam dalam diskusi virtual "Tetap Pakai Masker ke Pasar Tradisional" Jumat (2/10/2020).
Ia melanjutkan, penelitian dilakukan di salah satu pasar tradisional di Jakarta.
"Studi kami menemukan masih banyak yang belum mematuhi tidak memakai masker. Yang memakai masker 90 persen, tapi banyak yang belum memakai masker dengan benar, hanya 53 persen yang memakai dengan benar," ungkapnya.
Dickymemaparkan, ada dua alasan mengapa pedagang kurang memperhatikan penggunaan masker saat berkegiatan di pasar.
Pertama, berkaitan dengan kenyamanan.
Kedua, merasa sulit berinterkasi dengan pembeli.
"Berkaitan dengan kenyamanan atau situasi di pasar. Misalnya seperti studi kami yang mengambil setting pasar yang berada di basement. Mereka bilang pengap, panas, terlebih ventilasi bermasalah. 2 - 3 menit menggunakan masker rasanya tidak nyaman. lalu, mereka juga merasa agak kesulitan jika berkomunikasi dengan pembeli," jelas Dicky.
Temuan lain, adalah pedagang ikut memakai masker jika pedagang di sekitarnya memakai masker.
Menurutnya, secara keseluruhan pedagang di pasar tradisional mengetahui tentang bahaya Covid-19.
"Namun pengetahuan saja tidak cukup untuk mendorong orang menggunakan masker, harus ada penengakan aturan dan pengawasan," tutur dia.
Untuk itu, Dicky melanjutkan, agar ada pelibatan semua pihak dalam proses adaptasi baru memakai masker sehari-hari.
"Jadi bukan hanya sekadar instruksi tapi juga melibatkan misalnya ketua paguyuban pasar dalam proses edukasi, proses pengawasan, karena ini proses button up," ungkapnya.
"Bagaimana membuat lingkungan pasar itu aman dan nyaman. Kalau semua datang ke pasar dengan mematuhi protkol kesehatan maka aman saat bertransaksi," lanjuy Dicky.