Seperti Ini Suasana Peringatan Sumpah Pemuda di Rumah Sakit Darurat Covid-19
Pembacaan isi sumpah pemuda yang terdiri dari tiga poin dilakukan bergantian oleh perwakilan tenaga kesehatan dari unsur TNI, Polri dan sipil
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Meski memiliki risiko tinggi, demi Indonesian terbebas dari Covid-19, para pemuda Indonesia yang tergabung sebagai tenaga kesehatan terus berjuang merawat pasien Covid-19 yang jumlahnya sudah mencapai lebih dari 21 ribu orang sejak RSDC Wisma Atlet Kemayoran didirikan.
Para tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta berasal dari seluruh Indonesia.
“Relawan kesehatan berasal dari Aceh hingga Papua, semua kirim tenaga. Kita bersatu padu padu sebagai satu tanah air, bangsa dan bahasa. Semangat Sumpah Pemuda tercermin di Wisma Atlet, terus berjuang menghadapi Covid,” terang Mayjen Tugas.
Baca juga: Semakin Banyak Pasien Covid-19 Sembuh, Tingkat Hunian RS Darurat Wisma Atlet Turun Jadi 44,8 Persen
Semangat untuk merawat pasien Covid-19 dengan hati, membuahkan hasil menggembirakan.
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat RSDC Wisma Atlet Kemayoran, turun signifikan.
Pada 28 Oktober 2020, jumlah pasien sebanyak 1.292 orang. Sedangkan yang menjalani isolasi mandiri berjumlah 948 pasien.
“Pada 25 September yang dirawat mencapai 5.000 orang. Turun signifikan,” jelas Mayjen Tugas yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI.
Ipda (Pol) Elisabeth Grety Rimporok, tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet dari Polri mengaku terinspirasi dari semangat Sumpah Pemuda.
Meski dia bersama dua ribu tenaga kesehatan dengan latar belakang institusi dan daerah berbeda, tetapi mereka berjuang demi tujuan sebagai Indonesia.
Baca juga: Update 29 Oktober: 1.258 Pasien Positif Covid-19 Dirawat di Tower 6 dan 7 RS Wisma Atlet
“Semangat Sumpah Pemuda adalah bahwa kami satu, satu tujuan untuk Indonesia. Dalam hal ini adalah untuk kesembuhan pasien Covid-19 bahwa masa depan ada dan tidak akan hilang,” papar pemudi yang sudah berjuang selama 3 bulan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Komentar senada juga disuarakan dr. Nur Fajrianty Amin, tenaga kesehatan asal Makassar, Sulawesi Selatan.
“Ini adalah peperangan kami, kami akan turut menjaga Indonesia dalam peperangan melawan Covid-19. Sebagai dokter kami menyumbangkan tenaga di garda terdepan,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Unhas ini.