Efikasi Tinggi pada Vaksin Belum Tentu Lebih Baik, Antibodi Alami Menentukan
Keamanannya pasti sudah teruji karena bila tidak aman, tidak akan masuk uji klinis ke fase berikutnya
Editor: Eko Sutriyanto
Namun kekhawatiran terjadinya mutasi virus dan mempengaruhi vaksin, sejauh ini, mutasi hanya terjadi di bagian protein S (bagian tanduk virus) bukan di inti protein virus sehingga sejauh ini vaksin yang ada masih bisa digunakan walaupun dengan virus yang bermutasi.
Dokter Indra menyebutkan, efek samping dari data Sinovac kejadian berat hanya 0,1-1 persen dari kejadian.
Paling banyak efek samping adalah sakit bekas suntikan. Sedangkan vaksin dari Amerika, Pfizer yang memiliki efikasi 95 persen menunjukan efek samping 1,5 persen, dan Moderna 4,1 persen.
“Bukan berarti efikasi tinggi lebih bagus. Begitu masuk ke tubuh kita, sebagus-bagusnya vaksin bila antibodinya memble (lemah, Red) tidak terbentuk antibody juga,” katanya.
Sehingga yang harus disiapkan masyarakat adalah menyiapkan agar tubuh punya kekebalan tubuh alami yang baik.
Efikasi itu menunjukan bila ada 100 orang yang divaksinasi, bila dikatakan 65,3 persen artinya sekitar 35 persen ada gejala ringan, sisanya tidak ada gejala.
Cara meningkatkan daya tahan tubuh atau antibody yang tinggi alami dengan menjalani hidup sehat, pola makan seimbang, istirahat cukup, minum cukup, menghindari stress dan olahraga.
Dokter Indra berharap, masyarakat bisa menerima apapun jenis vaksin yang akan diterimanya.
Saat ini yang sudah didapat vaksin jenis Sinovac dengan efikasi 65,3 persen.
“Kalau pilih-pilih, mau nunggu yang efikasinya 95 persen, memang ada jaminan sebelum vaksin itu sampai kita belum tertular?
Kalau sudah divaksin kan sudah sedikit lega karena kalau pun terkena gejalanya jauh lebih ringan,” ujarnya.
Dengan permintaan global yang terus meningkat sementara pasokan terbatas.
Rencananya pemerintah baru mendapat jenis vaksin Pfizer secara massal pada kuartal ketiga.
“Nggak usah dipikir jenis apa vaksinnya. Mana yang dulu saja, kalau sudah dapat jadwal segera lakukan.
Kalau menunggu-nunggu, kalau kebagian kalau tidak? Karena saat ini pandemic, vaksin jadi barang ‘rebutan’. Terpenting tujuannya ikhtiar,” katanya.
Bila vaksinasi mencakup 60-80 persen akan terbentuk herd immunity sehingga diharapkan pandemi akan selesai. (lis)