Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RI Terima Tahap Awal Indikasi Alokasi Vaksin Multilateral, Pemerintah Siapkan Regulasi 

Pada kuartal I, Indonesia akan menerima sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi awal tersebut

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in RI Terima Tahap Awal Indikasi Alokasi Vaksin Multilateral, Pemerintah Siapkan Regulasi 
Freepik
ilustrasi vaksin 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah siapkan regulasi setelah Indonesia menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral lewat mekanisme Covax Facility pada Sabtu (30/1/2021).

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam keterangannya menyebut Menlu Retno Marsudi telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan,

Hal tersebut guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin.

"Diperlukan kesiapan domestik penerimaan vaksin multilateral, antara lain kesiapan regulasi (penerbitan Emergency Use Authorization), aturan identifikasi, jalur distribusi dan rencana vaksinasi nasional," tulis Kemlu dalam keterangannya Minggu (31/1/2021).

Sesuai dengan surat dari GAVI, di tahap awal, Indonesia akan menerima 13,7-23,1 juta dosis vaksin Astra Zeneca (AZ) yang akan dikirim melalui 2 tahap.

Pada kuartal I, Indonesia akan menerima sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi awal tersebut.

Baca juga: Prediksi Pemulihan Ekonomi di Indoa Berbentuk V Saat Upaya Penanganan Covid-19 dengan Vaksinasi

Berita Rekomendasi

Distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin AZ mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing).

Termasuk telah mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG) dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal.

Secara paralel, juga dilakukan penyampaian berbagai kelengkapan administrasi kepada Sekretariat GAVI sesuai tenggat waktu yang diperlukan.

Diketahui Menlu Retno juga telah melakukan pembicaraan dengan CEO GAVI, Seth Berkley, pada Sabtu untuk membahas berbagai isu vaksin multilateral, termasuk kekhawatiran berkembangnya vaksin nasionalisme. 

"Jika hal ini terus terjadi, maka dikhawatirkan akan berdampak pada upaya dunia melakukan kerjasama melalui jalur multilateralisme," kata Retno.

Baca juga: Mendagri Optimis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Hasilkan Herd Immunity

Isu alokasi vaksin ini juga dibahas dalam pertemuan COVAX-AMC Engagement Group yang dipimpin oleh Ketua Bersama, yaitu Menlu RI, Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada pada 27 Januari 2021.

Proses panjang diperolehnya vaksin multilateral melalui Covax Facilities ini dimulai sejak penyampaian joint letter Menlu dan Menkes kepada CEO GAVI, yang berupa Expression of interest/EoI bergabungnya indonesia didalam Covax AMC92. 

EoI secara langsung disampaikan pada kunjungan Menlu dan MenBUMN ke Jenewa, Oktober 2020.

Proses ini terus dikawal melalui kerja sama dan kolaborasi berbagai instansi di Indonesia yaitu Kemkes, Kemen BUMN; Kemkeu, BPOM dan Kemlu.

"Diplomasi Indonesia akan terus memastikan berbagai komitmen pasokan vaksin baik dari jalur bilateral dan multilateral untuk mendukung kelancaran proses vaksinasi nasional," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas