Krisis Akibat Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Memperkokoh Kemandirian Nasional
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk memiliki ketahanan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
"Industrialisasi berbasis pemberdayaan masyarakat adalah kata kunci dalam melakukan transformasi struktural ekonomi di masa Pandemi," ungkap Julianto.
Julianto juga menyebut empat pilar dalam sistem ekonomi yang harus diperkuat dalam membangun kemandirian ekonomi, yakni struktur sistem ekonomi, daya saing, gravitasi sistem ekonomi, dan stabilitas ekonomi.
"Keempat pilar sistem ekonomi tersebut disebut industrialisasi berbasis pemberdayaan dengan menekankan kepada partisipasi masyarakat dan desa sebagai aktor utama," jelasnya.
Adapun Tri Budiarto memberi penekanan pada manajemen pemerintah dalam pengelolaan penanganan pandemi covid-19 yang dinilai masih kurang optimal.
Ia menjelaskan, saat ini masyarakat seperti kehilangan patron atau panutan yang permanen, sehingga hidup dalam kebiasaan-kebiasaan yang paradoksal.
Agar partisipasi dan semangat gotong royong hidup kembali secara masif di tengah masyarakat, Tri Budiarto menyarankan pemerintah agar mengintensifkan komunikasi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami rakyat.
"Agar manajemen penanganan bencana pandemi Covid-19 berjalan optimal, maka harus ada satu komando yang jelas; leadership yang strong; dan bahasa yang sederhana serta birokrasi yang praktis," ujar Tri Budiarto.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memaparkan sejumlah kerawanan terkait pandemi covid-19, yakni daya tampung Rumah Sakit yang kurang, melemahnya ketahanan ekonomi terutama untuk sektor informal, masalah ketersedian pangan, serta beredarnya hoaks yang kian meresahkan.
Bagi Stanislaus, pemerintah harus mewaspadai ancaman-ancaman yang terjadi, seperti pasien covid-19 yang tidak tertampung, gangguan sektor ekonomi, kemudian terorisme, konflik massa dan kriminalitas lainnya, termasuk adanya ketidakpercayaan kepada pemerintah.
"Fakta yang terjadi saat ini, bahwa kelompok teroris memanfaatkan situasi pandemi covid-19 untuk melakukan aksi, kemudian kelompok separatis seperti OPM meningkatkan tensi tekanan kepada pemerintah. Juga ada temuan drone bawah laut yang mengarah pada adanya penyusupan dari pihak asing. Angka kriminalitas di masa pandemi juga meningkat, dan kelompok oposisi memanfaatkan isu pandemic-19 untuk medelegitimasi pemerintah," jelasnya.
Pada saat bersamaan, lanjut Stanislaus, pemerintah harus bekerja keras mengatasi implikasi dan dampak dari pandemi, seperti tersendatnya perputaran ekonomi, kegiatan belajar mengajar terganggu, pembangunan tertunda, juga terjadi sentimen kepada pemerintah dan meningkatnya ketergantungan pada pihak lain.
Terakhir, Stanislaus memberikan sejumlah saran untuk dilakukan. Mulai dari pentingnya melakukan pengujian dan penyempurnaan terhadap sistem tanggap darurat. Kemudian negara harus punya instrument untuk menggerakkan non state actor, termasuk swasta dan generasi muda.
"Sistem koordinasi pemeritah pusat, kementerian/lembaga, pemda, dan masyarakat harus diperbaiki. Komunikasi pemerintak kepada publik juga harus lebih cepat, sederhana dan kredibel. Dan tentunya nasionalisme harus terus ditingkatkan untuk mendorong persatuan dan kekompakan," jelas Stanislaus.