Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pro Kontra Vaksin Nusantara, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu, hingga Jawaban Peneliti

Saat vaksinasi covid-19 yang digencarkan pemerintah, muncul pro kontra vaksin nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Pro Kontra Vaksin Nusantara, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu, hingga Jawaban Peneliti
Freepik
Pro Kontra Vaksin Merah Putih, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu, hingga Jawaban Peneliti 

Peneliti akan mengambil sel darah putih untuk dibiarkan selama lima hari.

Setelah itu, sel tersebut dipadukan dengan protein berjuluk 'S' dari sampel virus covid-19.

Ilustrasi. Sel darah merah
Ilustrasi. Sel darah merah (pixabay.com)

"Jadi lima hari dibiarkan, dua hari dikenalkan. Sel darah putih kita akan mempunyai memori terhadap virus covid-19," katanya.

Saat vaksin disuntikkan, kata Jonny, tubuh akan merespons virus lebih cepat dan membentuk imun.

Sebab, ada komponen sel darah yang telah disusupi sampel virus.

"Sehingga pada saat tubuh kita masuk virus covid-19, tubuh kita lebih siap menghadapi covid-19 ini karena dia (tubuh) sudah tahu dan dan kenal. Vaksin ini menyediakan imunitas seluler untuk tubuh," kata Jonny.

Lebih lanjut, Jonny mengatakan metode ini berbeda dengan terapi plasma konvalesen.

BERITA TERKAIT

Terapi plasma konvalesen dipakai untuk penyembuhan pasien covid-19. Plasma dari pasien covid-19 yang sembuh diambil lalu diberikan kepada pasien yang masih terinfeksi.

"Kalau vaksin ini untuk pencegahan, karena kita sudah punya imunitas seluler yang sudah mengenali covid-19. Sehingga kalau covid-19 masuk kita sudah lebih siap," pungkasnya.

BPOM Bongkar Kejanggalan, Produk Impor dan Potensi Tingkatkan Antibodi
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut keamanan dan efektivitas vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belum meyakinkan.

Penilaian tersebut ada setelah Badan POM melakukan inspeksi terhadap hasil uji klinis fase I vaksin Nusantara.

"Dan dari hasil uji klinik tersebut, dikaitkan dengan keamanan, efektivitas berkaitan dengan potensi meningkatkan antibodi, juga belum meyakinkan. Sehingga memang belum bisa (uji klinik fase II)," ujar Penny dalam video konferensi pers yang diterima tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).

Penny menjelaskan, komponen-komponen yang ada di dalam vaksin Nusantara terdiri dari antigen, GMCSF, medium pembuatan sel, dan alat-alat untuk persiapan.

Semua komponen yang ada dalam vaksin tersebut, lanjut dia, merupakan produk-produk yang diimpor dari Amerika Serikat (AS).

Penny K. Lukito - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM)
Penny K. Lukito - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas