Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada di Kudus dan DKI Jakarta, Hasil Studi: Varian Delta Dapat Memperburuk Kekebalan Tubuh

Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ada di Kudus dan DKI Jakarta, Hasil Studi: Varian Delta Dapat Memperburuk Kekebalan Tubuh
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 Gelanggang Olahraga Tri Lomba Juang ditutup sementara mulai Senin (7/6/2021). Penutupan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang, Suhindoyo mengatakan, penutupan ini dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Pasalnya, GOR milik pemerintah tersebut seringkali menjadi tujuan masyarakat untuk berolahraga. Kami antisipasi dampak dari Kabupaten Kudus karena banyak warga Kudus dirawat di RSUD. Covid-19 di Kota Semarang juga mengalami peningkatan. Kemudian, Pak Wali ambil kebijakan untuk hati-hati dan menutup GOR terlebih dahulu, papar Suhindoyo. Selama penutupan, Dispora akan melakukan pembersihan semua fasilitas yang ada di Tri Lomba Juang sembari menunggu Covid-19 kembali melandai.Ada di Kudus dan DKI Jakarta, Hasil Studi : Varian Delta Dapat Memperburuk Kekebalan Tubuh (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM ini sendiri dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus.

*Batasi Interaksi Sosial karena Varian Delta Menular Lebih Cepat*

Menurut dr. Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri.

Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.

Sejumlah penumpang kereta api jarak jauh Fajar Utama YK yang merupakan arus balik Lebaran tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2021). Berakhirnya masa larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah sejak Senin (17/5), Stasiun Pasar Senen mulai ramai didatangi para pemudik yang kembali ke Jakarta. Pantauan Tribunnews di lapangan, penumpang yang melakukan perjalanan maupun penumpang yang tiba di Stasiun Pasar Senen cenderung normal, tidak ada lonjakan. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah penumpang kereta api jarak jauh Fajar Utama YK yang merupakan arus balik Lebaran tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2021). Berakhirnya masa larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah sejak Senin (17/5), Stasiun Pasar Senen mulai ramai didatangi para pemudik yang kembali ke Jakarta. Pantauan Tribunnews di lapangan, penumpang yang melakukan perjalanan maupun penumpang yang tiba di Stasiun Pasar Senen cenderung normal, tidak ada lonjakan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi,” ungkap dr. Gunadi.

Masyarakat diharapkan adalah agar saat ini memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.

“Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus,” himbaunya.

Berita Rekomendasi

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa lonjakan kasus yang terjadi saat ini adalah akibat pergerakan masyarakat yang terus meningkat sejak awal Ramadan hingga puncaknya setelah Idul Fitri.

“Diperkirakan jumlah orang yang berpindah dari satu kota ke kota lainnya selama arus mudik ataupun arus balik mencapai 5 hingga 6 juta orang. Kondisi ini yang menjadi penyebab lonjakan kasus ditambah kendornya protokol kesehatan di masyarakat sehingga laju penularan virus di masyarakat penyebab semakin meningkat,” terang dr. Nadia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas