Menteri PPPA: Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu Akibat Dampak Covid-19 Berjumlah 20.887 Orang
Angka anak yatim, piatu, yatim piatu, secara nasional akibat dampak pandemi Covid-19 berjumlah 20.887 anak.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan angka anak yatim, piatu, yatim piatu, secara nasional akibat dampak pandemi Covid-19 berjumlah 20.887 anak.
Hal ini disampaikan Bintang Puspayoga saat menyalurkan paket bantuan kepada anak yatim, piatu, yatim piatu, dan perempuan kepala keluarga yang terdampak pandemi Covid-19 di Bali, Sabtu (11/9/2021).
“Dari data Rapidpro (September 2021) yang terdata secara nasional, angka anak yatim, piatu, yatim piatu karena pandemi Covid-19 itu tembus 20.887 anak,” kata Bintang dalam keterangannya.
Khusus di Bali ada sebanyak 265 anak.
Bintang berharap tidak ada penambahan jumlah anak yang menjadi yatim, piatu, yatim piatu karena satu atau kedua orang tuanya meninggal akibat Covid-19.
Baca juga: Sikapi Lonjakan Kasus Covid-19, Selandia Baru Beli 500.000 Dosis Vaksin Pfizer dari Denmark
Di Bali, Menteri PPPA membagikan 234 paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi anak yatim, piatu, maupun yatim piatu.
Menteri Bintang juga membagikan 120 paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan kepala keluarga.
“Khusus di Bali ada sebanyak 265 anak, namun bantuan yang kami berikan adalah 234. Ini adalah hasil verifikasi, (jumlah) yang membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Bantuan yang diberikan merupakan kerjasama Kementerian PPPA dengan Pemerintah Provinsi Bali dan mitra Kementerian PPPA dari dunia usaha.
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, KSAD Minta Jajarannya Tidak Lengah
Bintang menegaskan akan terus berkomitmen memastikan setiap anak yang menjadi yatim, piatu, yatim piatu karena salah satu atau kedua orang tuanya meninggal akibat Covid-19 terdata dan terpenuhi hak-haknya.
Bintang juga mengimbau agar para orang tua tunggal maupun keluarga asuh untuk beradaptasi dalam peran barunya dalam pengasuhan.
Bagi mereka yang membutuhkan bantuan dapat memanfaatkan layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dari Kementerian PPPA.
Di Puspaga, mereka dapat berkonsultasi atau mendapat pendampingan psikolog.
Baca juga: Pentingnya Peran Perencana Kota untuk Melewati Pandemi Covid-19
Di Provinsi Bali tersedia di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Badung.
“Ini adalah langkah awal untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang kurang beruntung, tapi saya yakin dan optimis ke depan akan menjadi anak-anak yang beruntung dengan semangat yang harus dibangun,” kata Bintang.