Makin Luas Cakupan Vaksinasi, Makin Tinggi Efektivitas Vaksin
Varian Omicron yang merupakan mutasi Covid-19 telah menyebar di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Varian Omicron yang merupakan mutasi Covid-19 telah menyebar di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Hingga Jumat (17/12), tercatat 3 kasus Omicron telah terdeteksi.
Di tengah penyebaran dan mutasi virus di dunia, vaksinasi kian penting untuk membentengi diri dari risiko penularan.
Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK(K), Ph.D, FISQua menjelaskan, virus corona pada dasarnya dapat terus bermutasi karena bersifat labil.
Baca juga: VARIAN Baru Virus Corona, OMICRON Masuk Indonesia, Berikut Gejala dan Cara Cegah Penularannya
Baca juga: Ketua IDI Dorong Masyarakat Segera Lakukan Vaksinasi Covid-19 untuk Hadapi Varian Omicron
Dia menjelaskan, setiap kali membelah diri, ada risiko virus corona akan bermutasi.
Sebagian besar hasil mutasi virus itu tidak berkembang dan mati, sedangkan sebagian lainnya bermutasi namun tidak memberi dampak signifikan.
Dari hasil mutasi tersebut, sebagian kecil mampu berkembang dan menjadi varian baru. Mutasi virus yang bertahan dan berkembang inilah yang kemudian menjadi varian dengan kemampuan menginfeksi.
"Sifat-sifat dasarnya masih sama, tetapi ada perubahan, misalnya dalam hal daya infeksiusnya," ujar Tonang, beberapa waktu lalu.
Tonang menjelaskan, efektivitas vaksin dalam mengurangi risiko sakit berat bila terinfeksi Covid-19 pada masyarakat akan dipengaruhi banyak hal, salah satunya seberapa banyak orang yang sudah
memiliki antibodi di sekitarnya.
Semakin banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi, lanjutnya,maka vaksin akan semakin efektif.
"Maka efektivitas vaksin antar daerah bisa berbeda. Apalagi antar negara," ujarnya.
Dia menjelaskan, vaksin bekerja pada tubuh dengan memicu antibodi yang spesifik mengikat antigen virus.
Pada Covid-19, target utamanya adalah protein S, karena berada paling luar, paling menonjol, dan berfungsi membuka kunci masuk ke dalam sel manusia. Protein S itu dibentuk berdasarkan resep dari gen S yang terdiri dari rangkaian nukleotida panjang.