Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terdeteksi di Jakarta, Surabaya, hingga Bali, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Omicron

Jumlah kasus Omicron di Indonesia Dilaporkan hingga Senin (3/1/2021) sebanyak 152 kasus.Lantas adakah cara yang paling efektif untuk menghadapinya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Terdeteksi di Jakarta, Surabaya, hingga Bali, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Omicron
Justin TALLIS / AFP
Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron', nama varian baru covid 19, dan ilustrasi virus. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jumlah kasus Omicron di Indonesia Dilaporkan hingga Senin (3/1/2021) sebanyak 152 kasus.

Enam kasus diantaranya adalah kasus transmisi lokal yang berada di Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya.

Lantas adakah cara yang paling efektif untuk menghadapinya. Simak penjelasan Dokter spesialis paru-paru RSA UGM, dr. Astari Pranindya Sari, Sp.P.

Baca juga: 4.000 Jadwal Penerbangan di Seluruh Dunia Dibatalkan karena Merebaknya Omicron

Baca juga: Berkaca pada Serangan Varian Delta, Ini Antisipasi Pemerintah Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Omicron

Dokter Astari mengatakan, menjaga dan menjalankan prinsip 5M protokol kesehatan, layaknya rutin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas, adalah cara efektif mencegah varian-varian itu.

“Sama dengan varian-varian covid yang lalu. Karena pencegahan dengan menggunakan masker, kemudian menjaga jarak, menghindari kerumunan dan lainnya

itu betul-betul memutuskan rantai (penyebaran) yang paling efektif,” tutur dokter Astari dalam talkshow kesehatan ‘Painah & Paini: Omicron Datang, Apa Yang Perlu Diperhatikan?’ yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM.

Berita Rekomendasi

Sifat dan Gejala Omicron

Ilustrasi orang batuk.
Ilustrasi orang batuk. Pada varian Omicron, gejala yang paling dominan terjadi adalah gampang lelah, kemudian batuk pilek, sakit tenggorokan, serta nyeri sendi. (Kompas.com)

Dokter Astari mengatakan, Omicron diketahui memiliki sifat yang lebih mudah menular dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Varian Covid-19 pertama, menularkan ke tiga orang lainnya. Varian Delta memiliki sifat penularan 10 kali lebih cepat dari varian yang pertama. Sekarang, Omicron, memiliki sifat berkali lipat lagi daripada Delta.

Mutasi pun membuat gejala yang ditimbulkan pun berbeda dari varian sebelumnya. Pada varian Covid-19 awal, gejala-gejala yang ditimbulkan adalah seperti gangguan pada indera penciuman dan perasa, lalu kemudian batuk dan pilek.

Pada varian Omicron, gejala yang paling dominan terjadi adalah gampang lelah, kemudian batuk pilek, sakit tenggorokan, serta nyeri sendi.

“Dibandingkan dengan varian Alpha; Beta; Delta, varian Omicron lebih banyak hinggap di bagian saluran pernafasan. Sedangkan varian Alpha; Beta; Delta lebih banyak hinggap di bagian paru. Jadi yang (varian) dulu-dulu lebih gampang berkembang biak di paru-paru daripada di atasnya (saluran pernafasan), sehingga efeknya gejala sesak nafas lebih banyak yang dulu (di varian Alpha; Beta; Delta),” jelas dokter Astari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas