BREAKING NEWS Update Corona 11 April 2022: Tambah 1.196 Kasus Baru, 48 Jiwa Meninggal
Pemerintah mengumumkan data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.196 kasus dan meninggal 48 jiwa, Senin (11/4/2022).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah mengumumkan data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.196 kasus, Senin (11/4/2022).
Tambahan kasus Covid-19 hari ini meningkat dibanding sebelumnya, yang berada di angka 1.071 kasus.
Saat ini, tambahan kasus baru bertambah sebanyak 125 pasien dibandingkan pada Minggu (10/3/2022) kemarin.
Total kasus infeksi corona di Indonesia sebanyak 6.033.903 hingga sore ini.
Sementara itu, pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 3.976, sehingga totalnya mencapai 5.808.380 orang.
Baca juga: Update Corona Global 11 April 2022: Infeksi Covid-19 Saat Ini Capai 496.151.476 Kasus
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, untuk kasus kematian harian tercatat bertambah 48 jiwa.
Kini, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebanyak 155.674 jiwa.
Adapun total kasus aktif di Indonesia sebanyak 69.849 orang.
Dikutip dari situs Kemenkes, total masyarakat yang sudah vaksinasi dosis pertama sebanyak 197.540.442 orang.
Kemudian, sebanyak 161.533.989 dosis kedua telah disuntikkan ke warga.
Untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, saat ini sudah disuntikkan 27.291.778 orang.
Baca juga: Begini Strategi Para Pengelola Bandara Hadapi Tantangan Bisnis Pasca Pandemi Covid-19
Prediksi Pakar Epidemiologi soal Situasi Pandemi di Indonesia setelah Mudik Lebaran
Diberitakan Tribunnews.com, pemerintah mengizinkan masyarakat melakukan mudik Lebaran tahun ini.
Namun, izin melakukan mudik ini disertai sejumlah persyaratan seperti sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dua dosis dan sebagainya.
Hal yang menjadi pertanyaan, apakah mobilitas masyarakat yang cukup besar saat lebaran akan menimbulkan lonjakan kasus kembali?
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, hal ini tentu sesuai hukum biologi.
Prinsipnya dalam kaitan wabah, jika ada pergerakan masyarakat yang cukup banyak, diikuti interaksi tinggi, potensi penularan menjadi besar.
"Karena itu untuk mengurangi risiko dilakukan langkah antisipasi. Pemerintah sudah benar terkait penerapan kriteria orang bisa mudik dengan status imunitas. Atau bahkan sudah booster. Sebenarnya cukup," kata Dicky pada webinar, Jumat (8/4/2022).
Setidaknya, usaha yang dilakukan dapat mengurangi risiko.
Namun, lanjut Dicky, membuat status menjadi tidak ada infeksi kasus cukup sulit karena wabah masih melanda.
Apalagi angka positivity rate di atas 5 persen secara umum.
Itu artinya ada bagian masyarakat yang mudik tidak terdeteksi dan berpotensi membawa virus dan menularkan.
Baca juga: Ekonomi Belum Stabil Imbas Covid-19, Pengusaha Minta Keringanan Soal Pembayaran THR
Dicky menyarankan, untuk memitigasi lonjakan perlu diantisipasi juga pada tujuan atau destinasi mudik.
Kemudian, pastikan orang yang dikunjungi sudah melakukan vaksin lengkap atau booster, termasuk ketaatan dalam meminimalisir risiko.
"Sekali lagi virus ini taat pada hukum biologi. Kita memahaminya dengan melakukan pencegahan, sehingga bisa berkurang potensi. Itu akan mengurangi lonjakan," kata Dicky.
Dicky menyebutkan, secara umum akan sulit menghindari terjadinya peningkatan.
Mengingat ada sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang belum memiliki imunitas.
"Data serologi menunjukkan 80 persen memilki antibodi, jadi 20 persen masih rawan. Itu lah sebabnya potensi lonjakan ada. Tapi ini akan lebih kecil dan moderat dibandingkan dua tahun lebaran terakhir," kata Dicky.
Hal ini dikarenakan, orang yang memiliki bekal imunitas jauh lebih banyak.
Dicky menambahkan, jika Indonesia bisa melewati mudik tanpa lonjakan kasus yang sangat tinggi, maka bisa saja kondisi bisa jauh lebih membaik kedepannya.
Catatan Redaksi:
Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)
Simak berita lainnya terkait Virus Corona