Ahli Sebut PPKM di Indonesia Sudah Baik, Tapi Perlu Perbaikan
Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman berpendapat jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejauh ini sudah cukup baik
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman berpendapat jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejauh ini sudah cukup baik.
Apa lagi kebijakan PPKM ini dibentuk dengan situasi yang masih baru yaitu pandemi. Bukan hanya di Indonesia tapi juga negara lain.
"Jadi kalau ada kekurangan saya masih melihat hal wajar dan yang jelas secara output, PPKM punya dampak. Nah itulah sebabnya pentingnya," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (23/4/2022).
Namun tentu ada hal-hal yang perlu menjadi catatan untuk perbaikan. Bahwa PPKM, konsisten dari indikatornya masih harus ditingkatkan. Untuk merujuk pada indikator yang valid, Dicky mengatakan memerlukan data yang kuat.
Baca juga: Dorong Bali Bebas Covid-19, BIN Lakukan Safari Vaksinasi ke Masjid-masjid
Dan juga disertai kondisi dari suatu daerah. Misalnya dilihat dari keterbatasan testing, keterbatasan data lain, cakupan vaksinasi dan sebagainya. Semua itu yang nantinya bakal menjadi landasan.
"Ketika nanti ada wabah berikutnya, ini harus disusun, dibangun dalam suatu regulasi yang kuat," paparnya lagi.
Di sisi lain pemerintah pusat dan provinsi harus memberikan akses pada masyarakat. Memberikan dukungan yang adil, setara, merata dan adil pada setiap kabupaten dan kota. Terutama pada program vaksinasi Covid-19.
"Kalau ada daerah tidak mencapai cakupan yang ditargetkan atau masyarakat mau melakukan vaksin, namun distribusi dan vaksin tidak ada atau kurang. Ini harus jadi perbaikan," pungkasnya.
Baca juga: Terbitkan SE, Mendagri Ingatkan Kumpul Makan Saat Halalbihalal Rawan Penularan Covid-19