Konektifitas dan Kerja Sama Multilateral, Strategi untuk Menghadapi Tantangan Globalisasi
Fadli Zon angkat isu globalisasi pada Pertemuan ke-9 Kemitraan Parlemen Kawasan Asia – Eropa
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon terpilih menjadi Keynote Speech dalam Panel Discussion dengan tema Connectivity and Effective Multilteralism di Pertemuaan ke-9 Kemitraan Parlemen Kawasan Asia - Eropa di Ulaanbataar Mongolia, jumat, (22/04/2016).
Selain Fadli Zon, delegasi DPR RI,Tantowi Yahya, Abdul Kadir Kading, Suin, Mahfudz Abdurrahman juga ikut dalam Preparatory Meeting ini.
"Ini sebuah kehormatan bagi Indonesia berbicara dalam Pertemuan Kemitraan Parlemen Kawasan Asia Eropa. Saya akan berbicara tentang Membangun Konektifitas dan Mulitilaterlisme yang efektif untuk menghadapi tantangan Globalisasi. Saya akan menyampaikan banyak pandangan tentang globalisasi, bahwa globalisasi harus dikritis," tegas Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan pada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta.
Ia juga berpendapat bahwa konektifitas dan kerja sama multilateral merupakan salah satu strategi untuk menghadapi tantangan globalisasi.
"Apabila globalisasi tidak dapat kita hentikan, maka kita bisa berupaya untuk menciptakan globalisasi yang adil dan berimbang dari sudut pandang masyarakat -global, yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip kemakmuran bersama atau shared prosperity, interkoneksi, dan manfaat bersama," jelas Fadli.
Dalam pidatonya, konektifitas dan kerja sama multilateral merupakan salah satu strategi untuk menghadapi tantangan globalisasi. Globalisasi tidak terdistribusi secara merata sehingga kesenjangan sosial-ekonomi masih melebar. Hal ini pun didukung oleh data-data dari lembaga internasional, termasuk Organization for Economic Co-Operation and Development atau Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
"Dalam menghadapi tantangan globalisasi, harus diterapkan prinsip multilateral yang efektif bagi Asia dan Eropa melalui penguatan demokrasi mengadopsi kearifan dan nilai-nilai lokal," tegasnya. Ia juga berujar bahwa kita memerlukan kebijakan yang mendukung pertumbuhan yang terintegrasi, yang meliputi isu sosial, ekonomi, dan politik, termasuk alih teknologi antara kedua kawasan Asia dan Eropa. (Pemberitaan DPR RI)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.