TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Adies Kadir berharap Kepolisian bersyukur dengan pemotongan anggaran paling kecil dibandingkan dengan mitra kerja Komisi III lainnya.

"Ada yang dipotong 25 persen. Padahal kinerja mereka fokus pada kunjungan ke daerah. Saya rasa Polri harus legowo menerima ini," ujar Adies.

Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini menilai antara jumlah penambahan anggaran dan penghematan Polri sangat tidak imbang alias jomplang.

Asisten Kapolri bidang Perencanaan Anggaran (Asrena) Irjen Pol Arif Wachyunadi, Polri menjelaskan bahwa penambahan anggaran yang diinginkan Polri sebesar 8,93 Triliun, sedangkan penghematan atau pemotongan Pagu alokasi anggaran Polri dalam RAPBN-P Tahun 2016 berdasarkan instruksi presiden No.4 Tahun 2016 sebesar 1,56 Triliun,

“Usulan tambahan anggaran Polri itu digunakan untuk kebutuhan mendesak penanganan terorisme sebesar 1,92 Triliun, dan Kebutuhan prioritas Polri sebesar 7,01 Triliun,” papar Arif yang mewakili Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti yang tengah bertugas ke luar negeri.

Terkait hal itu Polri telah menerima surat Menteri Keuangan No: S-0407/MK.02/206 tanggal 24 Mei 2016 hal perubahan alokasi belanja K/L dalam RAPBN-P TA.2016 dengan Tambahan Alokasi sebesar 983,023 Miliar, dengan sumber pendanaan realokasi bagian anggaran bendahara umum negara (BA.BUN) sebesar 322,317 Miliar dan APBNP sebesar 660,705 Miliar.

Atas usulan penambahan anggaran Polri tersebut Komisi III sepakat untuk membahas dan memutuskannya dalam rapat pleno Komisi III DPR RI yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat sesuai mekanisme yang ditentukan dalam peraturan tata tertib DPR RI dan UU MD3. (Pemberitaan DPR RI)