Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tarif Tiket Kapal Feri Perlu Dievaluasi Bertahap

Tarif tiket kapal feri yang dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang melayani penyeberangan Pelabuhan Merak di Cilegon, Banten dan Pelabuh

Editor: Content Writer
zoom-in Tarif Tiket Kapal Feri Perlu Dievaluasi Bertahap
POS KUPANG.COM/GECIO VIONA
Kapal feri saat berlabuh di Pelabuhan ASDP Bolok Kupang - POS KUPANG.COM/GECIO VIONA 

Tarif tiket kapal feri yang dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang melayani penyeberangan Pelabuhan Merak di Cilegon, Banten dan Pelabuhan Bakauheni, Lampung, perlu dievaluasi secara bertahap. Karena terif yang telah diberlakukan sekarang sebesar Rp 15 ribu per orang secara keuntungan tidak terlalu besar. Padahal faktor keselamatan dan keamanan juga harus diperhitungkan.

“Kalau kita lihat tarif tiket sebesar Rp 15 ribu memang secara keuntungan mepet. Apalagi jika tidak ada subsidi bahan bakar, mungkin sudah rugi. Kita juga harus mengukur komponen daya beli masyarakat. Kalau daya beli sudah menunjukkan perbaikan, tentu secra bertahap bisa dinaikkan,” kata Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI meninjau Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Kamis (23/5/2019).

Menurut Darmadi, tarif tiket harus berbanding lurus dengan pelayanan. Pasalnya jika tarif tiket murah, kerap pelayanannya akan menurun. Menurutnya yang paling penting jangan membuat masyarakat kecewa.

“Sejauh masih tidak mengganggu keuangan, perusahaan masih bisa layak dijalankan, namun jangan mengurangi pelayanan pada masyarakat,” pesan Darmadi.

Selain itu, harap politisi F-PDI Perjuangan ini, di sisi lain ada tanggung jawab sosial pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga diharapkan masyarakat bisa membeli tiket dengan harga yang lebih terjangkau.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, harga tiket penumpang sebesar Rp 15 ribu hanya mendapat keuntungan sedikit, apalagi jika tidak ada subsidi bahan bakar.

“Dengan tarif seperti itu, faktor keselamatan dan pelayanan tetap kami utamakan. Namun, perusahaan sampai saat ini masih bisa menutupi kekurangan ini dari keuntungan pelabuhan dan baru dibukanya layanan eksekutif,” terangnya. (*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas