Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi VI Dorong AP I Tingkatkan Kapasitas Bandara Ngurah Rai

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat ini sudah hampir penuh. Setiap tahun, kapasitasnya mencapai angka 24,5 juta penumpang.

Editor: Content Writer
zoom-in Komisi VI Dorong AP I Tingkatkan Kapasitas Bandara Ngurah Rai
KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI
Bandara Ngurah Rai Bali 

Kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat ini sudah hampir penuh. Setiap tahun, kapasitasnya mencapai angka 24,5 juta penumpang.

Untuk itu, Komisi VI DPR RI mendorong PT. Angkasa Pura I (Persero) atau juga dikenal AP I, untuk segera mengambil langkah kebijakan strategis untuk mendorong pengembangan kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi 37 juta penumpang per tahunnya.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih, usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dengan Direksi AP I dan mitra kerja terkait, di Provinsi Bali, Kamis (21/11/2019).

Demer, sapaan akrab Gde Sumarjaya Linggih mengungkapkan, kunjungan ini guna memantau progres pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

“Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan pintu masuk wisatawan dan juga merupakan tulang punggung dari perekonomian kita. Seperti diketahui, Ngurah Rai saat ini pun sudah penuh hampir 24,5 juta penumpang pertahunnya. Sehingga, mendesak untuk diadakannya penambahan kapasitas Bandara Ngurah Rai ini menjadi 28 juta dalam tahap pertama dan kemudian menjadi kapasitas 37 juta penumpang tahap berikutnya,” jelas Demer.

Namun demikian, sambung politisi Partai Golkar ini, target kapasitas 37 juta itu hanya bertahan sampai 5 tahun ke depan. Hal itu merupakan warning bagi para stakeholder pariwisata Bali.

Jika sampai target kapasitas 37 juta penumpang itu tidak tercapai, maka akan terjadi stuck masuknya jumlah wisatawan ke Bali.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, tiket akan berpotensi masuk pada posisi batas ambang atas, sementara di sisi lain sedang terjadi perang tarif hotel di Bali yang merupakan sinyal lampu merah bagi wisata Bali.

“Perlu kita ketahui, hal ini sudah merupakan lampu merah bagi wisata Bali, akibat daripada Bandara Ngurah Rai yang belum dikembangkan secara maksimal. Ini dikarenakan Bandara Ngurah Rai saat ini sudah membatasi masuknya pesawat baling-baling dan pesawat carter. Sementara, pada saat yang sama di sisi lain sektor penginapan juga terjadi perang tarif. Jangan sampai kondisi ini terus menerus terjadi,” tandas Demer.

Lebih lanjut, legislator daerah pemilihan (dapil) Bali ini menegaskan, Komisi VI DPR RI akan terus berkomitmen membantu kebijakan dan membantu kemampuan AP I.

Terutama, dalam mengembangkan program pariwisata Bali karena berdampak luas terhadap perekonomian Indonesia.

Demer menjelaskan, pariwisata Bali hingga saat ini merangkul Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hampir seluruh Indonesia dan banyak terjual laku di Bali terutama sektor kerajinan.

Ke depannya, Demer menyampaikan, Komisi VI DPR RI juga akan melakukan koordinasi kepada Komisi lainnya di DPR RI untuk menyampaikan hasil temuan Kunspek di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu.

Sehingga, nantinya dapat disikapi secara bersama-sama dengan Kementerian terkait, salah satunya terkait lingkungan hidup, yang berimbas tidak bias dilakukannya pengembangan bandara berkapasitas 37 juta penumpang.

“Kalau itu tidak tercapai maka tahun-tahun ini wisata Bali akan mengalami stuck pariwisatanya. Sementara perang tarif hotel akan terus terjadi. Sehingga, sekali lagi kami tegaskan mendesak untuk diadakannya perpanjangan kapasitas Airport Ngurah Rai ini menjadi 28 juta dalam tahap pertama dan kemudian menjadi 37 juta tahap berikutnya,” harap Demer.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas