Arab Saudi: Haji 2023 akan Kembali Seperti sebelum Pandemi, Tidak Ada Pembatasan
Musim haji tahun ini akan kembali seperti musim haji di era sebelum pandemi, tidak ada pembatasan Covid-19.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi akan menghapus pembatasan Covid-19 untuk musim haji 2023, Reuters melaporkan.
Musim haji tahun ini akan kembali seperti musim haji sebelum pandemi, ujar kementerian haji dan umrah kerajaan, Senin (9/2/2023).
Kementerian haji mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa tidak akan ada batasan, termasuk batasan usia, untuk haji tahun ini.
Tahun 2019, sebelum pandemi melanda, sekitar 2,6 juta orang menunaikan ibadah haji.
Pada tahun 2020, Kerajaan Arab Saudi hanya mengizinkan penduduk dalam negeri untuk menunaikan haji.
Sekitar 1000 jemaah saja yang bisa menunaikan ibadah haji pada tahun itu.
Baca juga: Menteri Agama Upayakan Dapat Tambahan Kuota Haji dari Arab Saudi
Ketentuan yang serupa juga diterapkan untuk haji tahun 2021.
Tapi kali ini, jumlah meningkat menjadi 60.000 jamaah Saudi, dilansir middleeasteye.net.
Barulah pada tahun 2022, Arab Saudi membuka pintunya untuk jemaah haji dari luar negeri.
Kurang dari 900.000 jemaah, termasuk sekitar 780.000 jemaah asing, mengunjungi Mekah dan Madinah pada tahun 2022.
Akses haji 2022 masih dibatasi hanya untuk berusia 18 hingga 65 tahun yang telah divaksinasi lengkap dan tidak menderita penyakit kronis.
Musim haji 2023 diperkirakan akan dimulai pada 26 Juni mendatang.
Baca juga: Muhammadiyah Bersyukur Indonesia Dapat Kuota Haji 221.000 Jemaah: Mengurangi Antrean Calon Haji
Selama bertahun-tahun, kerajaan Arab Saudi menghabiskan miliaran dolar untuk membuat salah satu ritual keagamaan terbesar di dunia ini menjadi lebih aman.
Haji, kewajiban sekali seumur hidup untuk setiap Muslim yang berbadan sehat yang mampu membayarnya, merupakan sumber pendapatan utama bagi pemerintah.
Pemerintah mendapat pemasukan dari penginapan, transportasi, biaya dan oleh-oleh jamaah.
Rencana reformasi ekonomi Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertujuan untuk meningkatkan kapasitas umrah dan haji menjadi 30 juta jamaah setiap tahun.
Jumlah itu diprediksi akan menghasilkan pendapatan 50 miliar riyal ($13,32 miliar) pada tahun 2030.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)