Sampaikan Protes Keras ke Mashariq, Kemenag Minta Hak Jemaah Indonesia Dipenuhi
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyesalkan kelambanan Mashariq menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyesalkan kelambanan Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina.
Proses pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan.
Selain itu, layanan konsumsi di Mina juga tidak terdistribusi dengan baik dan lancar.
Potensi lainnya adalah ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah.
Baca juga: Sempat Terlantar di Muzdalifah, Ketua Komisi VIII DPR: Alhamdulilah Seluruh Jamaah Sudah Dievakuasi
"Kami sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kami juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," ujar Hilman melalui keterangan tertulis, Kamis (29/6/2023).
"Kami akan terus kawal ini, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji," tambah Hilman.
Hilman mengatakan protes keras yang disampaikan ke Mashariq, karena penyediaan layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka.
Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.
"Jadi di Armina, sepenuhnya penyediaan layanan dilakukan Mashariq. Karenanya, kita minta agar semua hak jemaah haji Indonesia bisa diberikan dengan baik," ujar Hilman.
Baca juga: Sempat Tertahan di Muzdalifah, Kemenag: Semua Jemaah Haji Indonesia Sudah Diberangkatkan ke Mina
Hilman meminta Mashariq dapat mengambil keputusan cepat dalam mengantisipasi setiap potensi munculnya masalah.
Sehingga, potensi yang ada bisa segera diselesaikan dan tidak merugikan jemaah.
"Mashariq tentu tahu kalau Indonesia adalah jemaah haji terbesar. Mestinya ada skema mitigasi yang lebih komprehensif dan cepat," jelasnya.
Dirinya mengakui bahwa ruang yang tersedia di Mina bagi jemaah haji sangat terbatas. Setiap jemaah, hanya mendapat ruang pada kisaran 0,8 m2.
"Bahkan, ijtihad ulama dalam menetapkan Mina Jadid menjadi bukti bahwa sempitnya ruang Mina sudah dirasakan dan menjadi diskursus sejak dulu," pungkas Hilman.