Cerita Rahmat Petugas Haji Difabel Layani Tamu Allah Sepenuh Hati: Saya Mampu dan Tidak Merasa Cacat
Keterbatasan bukan halangan bagi Rahmat untuk maksimal melayani duyufurahman (tamu Allah). Ia merasa tak ada kekurangan dan tetap sigap jadi PPIH.
Penulis: Anita K Wardhani
Di sela obrolan dengan MCH 2024 (termasuk Tribunnews.com), Rahmat sesekali harus berhenti karena ad apanggilan dari jemaah yang baru datang bertanya tentang layanan kamar.
"Bapak ini AC nya tiis pisan (dingin sekali), boleh minta tolong," ucap seorang jemaah yang langsung ditanggapi Rahmat.
Dengan cekatan, Rahmat menerangkan cara mengatur AC kamar pada jemaah.
"Sudah ya bu, apalagi keluhannya? Kran kamar mandi, semua aman," tanya Rahmat dan langsung disahuti ucapan terimakasih dari jemaah.
Kecekatan Rahmat bertugas diakui Agus Sutisna, Kepala Sektor 7 Makkah
Agus bahkan sampai tak bisa menahan air mata haru kalau melihat kinerja Rahmat.
"Teman-teman ini, termasuk Pak Rahmat sangat komitmen menjalankan tugas. Saya sampai bercucur air mata," kata Agus saat ditemui bersama Rahmat menyambut jemaah.
Rahmat menurut Agus memang ditugaskan di bidang akomodasi menyambut jemaah saat tiba di hotel menempatkannya di kamar masing-masing.
"Rahmat sangat bertanggungjawab. Ia menggunting stiker petunjuk di kamar semua dikerjakan sendiri. Ia bekerja dari hati," kata Agus dengan suara terbata.
Tekad Rahmat Tepis Keraguan Jemaah
Rupanya kecekatan Rahmat melayani jemaah haji adalah bagian dari caranya menepis keraguan sebagian orang akan kemampuannya.
Rahmad yang sejak 2021 bertugas sebagai staf Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kabupaten Lampung Barat, sudah kerapkali bertugas melayani keberangkatan jemaah haji melalui embarkasi setempat.
Rahmat pernah berniat berangkat melalui jalur kloter dari daerahnya.
Namun, ia sempat mendengar ada yang meragukan keterbatasan fisiknya yang difabel apakah bisa melayani jemaah langsung di kloter.
"Saya sempat dengar ada yang meragukan kemampuan saya, kalau yang melayani jemaah bahaimana karena kondisi saya ini," katanya.