Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Rahmat Petugas Haji Difabel Layani Tamu Allah Sepenuh Hati: Saya Mampu dan Tidak Merasa Cacat

Keterbatasan bukan halangan bagi Rahmat untuk maksimal melayani duyufurahman (tamu Allah). Ia merasa tak ada kekurangan dan tetap sigap jadi PPIH.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Cerita Rahmat Petugas Haji Difabel Layani Tamu Allah Sepenuh Hati: Saya Mampu dan Tidak Merasa Cacat
Tribunnews.com, Anita K Wardhani/MCH 2024
Keterbatasan bukan halangan bagi Rahmat untuk maksimal melayani duyufurahman (tamu Allah). Ia merasa tak ada kekurangan dan tetap sigap jadi PPIH. 

Hingga akhirnya, Rahmat membaca peluang menjadi petugas haji non kloter di Petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
"Saya berpikir, bagaimana biar bisa melayani jemaah tak langsung di kloter. Saya daftar lah PPIH non kloter," kata Rahmat.

Singkat cerita, Rahmat lolos dan mengikuti Bimbingan Teknis PPIH di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur hingga ditempatkan di Daker Makkah Sektor 10.

Masa Kecil hingga Peran Orangtua Membentuk Pribadi Rahmat

rahmat petugas difabel 22
Keterbatasan bukan halangan bagi Rahmat untuk maksimal melayani duyufurahman (tamu Allah). Ia merasa tak ada kekurangan dan tetap sigap jadi PPIH.

Ternyata di balik semangat dan rasa percaya diri Rahmat meski difabel tak lepas dari bentukan orangtua dan lingkungannya sedari kecil.




Masa kecil Rahmat dibikin sangat ceria oleh kedua orangtuanya.

Dia sering dibawa berkumpul dengan orang banyak dalam satu kegiatan sosial.

"Dari kecil saya selalu dibawa kegiatan sosial. Seperti hajatan. Kalau bahasa Lampung itu istilahnya Manjau bersilaturahmi. Jadi saya terbiasa saja berkumpul dengan banyak orang," kata Rahmat.

Kebiasaannya berinteraksi dengan banyak orang membuatnya percaya diri dan ia bersyukur lingkungannya menerimanya dan tidak membedakan dirinya karena difabel.

BERITA TERKAIT

Menghabiskan masa pendidikan mulai SD, SMP, hingga Pondok Pesantren di kampung halamannya di Lampung Barat,

Rahmat juga menyetarakan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah di UIN karena dorongan semangat dari orangtua dan 8 saudaranya.

Anak bungsu dari 9 bersaudara ini pun tak lupa selalu meminta restu dan doa saat tes PPIH Arab Saudi.

Jika tahun sebelumnya saat ikut test belum rezeki lolos, kini setelah namanya terpampang sebagai anggota PPIH, orangtuanya yang sudha berusia 94 tahun menjadi orang yang paling terharu.

" Beliau menangis haru saat saya beritahu saya lulus jadi petugas PPIH di Arab Saudi. Ini tangisan kedua ayah saya setelah ditinggal istri beliau,".

Suami dari Binti Lailatul Mukaromah ini pun tak kuasa menahan keharuan bersama saat restu didapat ini mengantarkannya menjadi pelayan tamu Allah.

Doa Rahmat di depan Kakbah

Menjadi petugas haji membuatnya berkesempatan bisa menuniakn ibadah di sela tugasnya melayani jemaah.
Pria kelahiran 14 Desember 1978 ini pun sangat syukur dan tak menyabgka bisa langsung berdoa di depan Kakbah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas