Smart Card Jadi Kunci Masuk Arafah Saat Puncak Haji, Bagaimana Jika Belum Punya Kartu?
Tahun ini Kementerian Arab Saudi memberlakukan aturan ketat saat pelaksanaan operasional puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Penulis: Anita K Wardhani
Pertama, skema pemindaian smart card seperti simulasi ini berlaku untuk jemaah sehat yang secara fisik bisa cepat masuk bus dan antrean.
Baca juga: Smart Card Penting Dibawa Saat Masuk Arafah, Bagaimana Menjaganya Agar Tak Hilang?
Kemudian kartu nusuk atau smart card nya dalam kondisi normal dan terbaca.
Hal ini tak berlaku pada jemaah risti, lansia dan pengguna kursi roda.
Pemberlakuan scan smart card nya berbeda.
Rencana waktu pemindaian smart card untuk jemaah ini akan memakan waktu 2 kali lipat dari jemaah sehat.
12 Persen Jemaah Belum Dapat Smart Card,Bagaimana Nasibnya di Arafah?
Lantas, bagaimana nasib jemaah haji jika tak punya smart card?
Belum adanya smart card ini menurut Subhan diklasifikasi dalam 3 jenis.
Pertama jika smart card belum terbit. Kemudian kartu hilang dan kartu tak terbaca.
Hingga Selasa (11/6/2024) siang, data di PPIH menunjukan masih 12 persen dari total jemaah reguler yaitu skeitar 25 ribu lebih jemaah belum mengantongi smart card, ada juga yang hilang dan kartu rusak.
"Ada 12 persen jemaah yang belum ada smart card, kombinasi yang belum terbit, rusak dan kartu hilang, Itu sampai siang ini ya, semoga jumlah yang tak memiliki kartu semakin mengecil," kata Subhan.
Lantas, bagaimana nasib mereka yang belum mengantongi smart card karena 3 alasan itru?
Menurut Subhan, maka antisipasi hal ini ada jika belum punya sehari jelang wukuf, setiap maktab wajib mitigasi dan Arab Saudi janji akan menerbitkannya pada h-1 masukArafah.
Jika kartu hilang apabila cukup waktu maka diganti.
Jika hilang saat keberangkatan karena potensi jatuh mengingat jemaah berihram akan repot maka scan/ pemeriksaan jemaah dengan proses manual
Jemaah keluarkan dari antrean diperilsa dokumennya.