Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Indonesia Diimbau Utamakan Ziarah ke Raudhah, Ini Alasannya

Jemaah diharapkan mengerti jika tujuan ke Madinah adalah untuk melaksanakan ziarah ke makam Rasulullah SAW.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jemaah Haji Indonesia Diimbau Utamakan Ziarah ke Raudhah, Ini Alasannya
Tribunnews.com/Anita K Wardhani
Antrean jemaah haji perempuan ke Raudhah di Masjid Nabawi, Kamis (27/6/2024). Jemaah diimbau mengutamakan ke Raudhah terlebih dahulu lalu melanjutkan ziarah ke tempat lain. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Jemaah haji Indonesia gelombang kedua secara bertahap tiba di Madinah sejak Rabu (26/6/2024).

Tiba di Madinah, jemaah haji Indonesia dijadwalkan untuk melakukan ziarah ke makam Rasulullah di Masjid Nabawi.

Jemaah diharapkan mengerti jika tujuan ke Madinah adalah untuk melaksanakan ziarah ke makam Rasulullah SAW.

Jadi jemaah diimbau mengutamakan ke Raudhah terlebih dahulu lalu melanjutkan ziarah ke tempat lain.

Baca juga: Garuda Kembali Delay, Ketua Komnas Haji: Mengecewakan Jemaah hingga Munculkan Efek Domino & Sistemik

Perlu diketahui Madinah memiliki sederet destinasi ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti ke Masjid Qibla Tain, kemudian ke Uhud atau ke Masjid Kuba.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah haji mengutamakan untuk melaksanakan ziarah ke Raudhah.

Berita Rekomendasi

Mengapa demikian?

Kepala Daerah Kerja Mekkah Khalilurrahman ungkap alasannya.

Menurutnya ini terkait izin atau tasreh dan jadwal ke Raudah terikat jadwal.

"Karena kalau ziarah ke Raudhah waktunya sudah ditetapkan dan kalau sudah habis waktunya, jadwal tasrehnya maka tidak bisa diulangi kembali," jelasnya.

Baca juga: Ada Jemaah Haji Belum Sempat Lihat Kakbah karena Sakit, Kemenag Upayakan ke Masjidil Haram

"Jadi ini yang menjadi perhatian penting kepada jamaah haji Indonesia agar utamakan ziarah ke Raudhah dibandingkan dengan ziarah ke kota-kota bersejarah lainnya," kata Khalil.

Khalil juga mengingatkan yang perlu dipahami oleh jamaah Indonesia agar tidak kaget terkait dengan fasilitas akomodasi yang ada di Madinah.

Kalau di Makkah kapasitas hotelnya besar-besar, bisa mencampur sampai puluhan ribu jamaah haji di Indonesia.

Tetapi di Madinah tidak semua hotel itu bisa menampung puluhan ribu.

Antrean jemaah haji perempuan ke Raudah di Masjid Nabawi, Kamis (27/6/2024).
Antrean jemaah haji perempuan ke Raudah di Masjid Nabawi, Kamis (27/6/2024). (Tribunnews.com/Anita K Wardhani)

Bahkan banyak yang hanya bisa menampung cuma dua ribu atau tiga ribu.

Sehingga potensi berpisah hotel, satu kloter berpisah hotel itu menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.

Kemudian juga terkait dengan lobby, juga tidak semua hotel di Madinah besar seperti di Mekah.

Kemudian juga terkait dengan sarana fasilitas yang diberikan oleh penyedia hotel di Madinah tidak seperti Makkah.

Misalkan kalau di Makkah ada mesin cuci, tapi di Madinah tidak ada mesin cuci.

Kemudian juga larangan-larangan seperti merokok di Madinah tidak boleh.

Baca juga: Komisi VIII DPR Bantah Ada Politisasi di Balik Wacana Pembentukan Pansus Haji

Cuaca di Madinah Lebih Panas

Khalil juga mengingatkan bahwa kondisi cuaca di Madinah lebih panas dibandingkan di Makkah.

Oleh karena itu, jemaah diminta lebih berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan selama di Madinah, terutama kondisi kaki agar tidak melepuh.

"Kasus yang tiap tahun terjadi banyak jamaah haji itu yang kakinya melepuh seusai mereka melaksanakan salat di Masjid Nabawi."

"Kenapa? Karena mereka menitipkan sandal di loker penitipan loker Masjid Nabawi, sementara jumlah loker di Masjid Nabawi jumlahnya banyak. Masukan sandal di kantong kresek agar tidak hilang," pungkas Khalil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas