PKS: Obama Sama Saja dengan Bush soal Libya
Koordinator Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina, Al Muzzammmil Yusuf (Fraksi PKS), menilai serangan militer yang digencarkan
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
CNN
Seorang pendukung kelompok oposisi berdiri di atas kendaraan milik pasukan loyal Kolonel Moammar Khadafi di Tripoli, Minggu (20/3/2011) waktu setempat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina, Al
Muzzammmil Yusuf (Fraksi PKS), menilai serangan militer yang digencarkan
oleh Amerika Serikat beserta sekutunya ke Libya yang menewaskan banyak
warga sipil merupakan wajah sesungguhnya dari kebijakan politik luar
negeri AS.
Tujuan AS dan sekutunya dalam agresi militer di Libya bukan untuk membantu rakyat Libya agar keluar dari krisis namun untuk menunjukan hegemoni AS di Timur Tengah dan kepentingan pragmatisnya untuk minyak Libya.
"Obama dan Bush itu sama saja hanya beda gaya kepemimpinan, substansi kebijakan luar negerinya sama. Mereka hendak mengeruk keuntungan dari krisis di negara yang kaya dengan minyak. Mereka tidak peduli dengan krisis kemanusiaan di Libya," kata Muzzamil dalam rilisnya ke Tribunnews.com, Rabu (23/03/2011).
Muzzammil menegaskan agar masyarakat dunia, terutama Indonesia jangan tertipu dengan sosok Obama yang bagus dalam orasi dan diplomasinya ke negara-negar muslim. Serangan militer yang dilancar oleh AS merupakan gaya penjajahan lama dari sekutu Barat untuk menggulingkan sebuah negara muslim dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
" Khadafy memang harus diadili, namun tidak dengan cara agresi militer. Agresi Militer ini hanya akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar bagi rakyat Libya." kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Pernyataan Muzzammil ini wajar karena bertahun-tahun warga Palestina ditembaki dan dirampas kebebasannya oleh militer Israel yang merupakan sekutu AS. Agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza sejak 2007 telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, kebanyakan warga sipil serta merusak atau bahkan menghancurkan lebih dari 50 ribu rumah, 800 unit industri dan 200 sekolah.
Tujuan AS dan sekutunya dalam agresi militer di Libya bukan untuk membantu rakyat Libya agar keluar dari krisis namun untuk menunjukan hegemoni AS di Timur Tengah dan kepentingan pragmatisnya untuk minyak Libya.
"Obama dan Bush itu sama saja hanya beda gaya kepemimpinan, substansi kebijakan luar negerinya sama. Mereka hendak mengeruk keuntungan dari krisis di negara yang kaya dengan minyak. Mereka tidak peduli dengan krisis kemanusiaan di Libya," kata Muzzamil dalam rilisnya ke Tribunnews.com, Rabu (23/03/2011).
Muzzammil menegaskan agar masyarakat dunia, terutama Indonesia jangan tertipu dengan sosok Obama yang bagus dalam orasi dan diplomasinya ke negara-negar muslim. Serangan militer yang dilancar oleh AS merupakan gaya penjajahan lama dari sekutu Barat untuk menggulingkan sebuah negara muslim dengan cara-cara yang tidak manusiawi.
" Khadafy memang harus diadili, namun tidak dengan cara agresi militer. Agresi Militer ini hanya akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar bagi rakyat Libya." kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Pernyataan Muzzammil ini wajar karena bertahun-tahun warga Palestina ditembaki dan dirampas kebebasannya oleh militer Israel yang merupakan sekutu AS. Agresi militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza sejak 2007 telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, kebanyakan warga sipil serta merusak atau bahkan menghancurkan lebih dari 50 ribu rumah, 800 unit industri dan 200 sekolah.
"Kebiadaban Israel ini terjadi sampai
saat ini dimana warga sipil di Gaza ditembaki tanpa tindakan tegas dari
AS dan sekutu Barat terhadap Israel," ujarnya.
Dikatakan selama AS membiarkan Israel melakukan penjajahan terhadap
rakyat Palestina, maka jangan pernah berfikir bahwa AS adalah negara
yang menjungjung tinggi hak asasi manusia. "AS selalu menerapkan
standar ganda yang merugikan umat muslim di dunia," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.