Anak-anak Libya Kembali Bersekolah
Setelah berbulan-bulan bersembunyi dan terkerangkeng ketakutan buntut perang di Libya, beberapa anak di kota Misrata kembali bersekolah.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, MISRATA- Setelah berbulan-bulan bersembunyi dan “terkerangkeng” ketakutan buntut perang di Libya, beberapa anak di kota Misrata kembali bersekolah. Demikian dilaporkan CNN, Senin (27/6/2011).
Anak-anak masuk sekolah penuh semangat, kegembiraan, dan sebentar melupakan trauma mereka. Abdel Aziz, anak berusia delapan tahun tampak mengeluarkan emosinya dalam pidatonya di hadapan teman-teman sekelasnya.
"Orang-orang meninggal," dia memberitahu teman-temannya. "Mereka menembak anak-anak. Mereka menembak semua anggota keluarga." Demikian diserukannya dalam pidatonya.
Berdasarkan wawancara CNN, diketahui aAyah Abdel turut bertempur di garis depan dalam pertempuran antara pasukan penguasa Moammar Gadhafi dan pemberontak. Perang telah mendominasi hidupnya.
Sekolah di seluruh Libya telah ditutup sejak pemberontakan meletus pada bulan Februari. Selama pengepungan panjang di Misrata, banyak anak-anak ini hampir tidak berkelana di luar.
Dua juta anak-anak Libya masih hilang di tengah konflik bebulan-bulan di negara itu. Demikian menurut laporan badan amal Save the Children.
Banyak sekolah, termasuk 43 sekolah di timur kota Benghazi, ditutup karena mereka telah melarikan diri dari pertempuran.
"Kami sangat khawatir bahwa anak akan tertinggal dalam pendidikan mereka jika sekolah tetap tertutup," ujar El Khidir Daloum, direktur regional Save the Children UK untuk Timur Tengah.
Menurutnya kembalinya anak-anak ke bangku sekolah bakal membantu menangani anak-anak dengan gangguan traumatis yang mereka hadapi sebagai akibat dari konflik yang membuat mereka stres dan shock.
Daloum mengatakan beberapa orang tua khawatir mengirim anak mereka ke sekolah. "Ada banyak pria bersenjata di sekitar kota, sering mereka menembak ke udara, sehingga orang tua tidak suka membiarkan anak-anak mereka keluar rumah," ungkapnya.
Sekolah umum belum dibuka kembali. Tapi sebuah kelompok ad hoc, Society Bashair Amal, telah mulai mengajar siswa di Misrata untuk pelajaran bahasa Arab, matematika, lagu patriotik dan bahasa Inggris.
Langkah membuka kembali sekolah ini adalah inisiatif penyelenggara pendidikan swasta ini.
Banyak guru di kota itu hilang, setelah mengangkat senjata melawan rezim Gadhafi.
Abeer Ahmed, seorang mahasiswa universitas di Inggris, menjadi seorang guru relawan. Dia mengatakan anak-anak sangat membutuhkan perubahan.
"Mereka senang untuk kembali ke sekolah dan bertemu teman-teman mereka," katanya. "Sangat menyenangkan untuk kembali lagi." Demikian dia mengungkapkan kesan anak-anak dapat kembali bersekolah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.