Mengerikan, Cairan Radioaktif Fukushima Bocor ke Sawah Terdekat
Badan Regulasi Nuklir Jepang (NRA), Sabtu(6/4/2013) segera mengumumkan adanya kebocoran air terkontaminasi
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Badan Regulasi Nuklir Jepang (NRA), Sabtu(6/4/2013) segera mengumumkan adanya kebocoran air terkontaminasi radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima ke sawah terdekat. Olehkarena itu tangki air bawah tanah yang menampung air bagi pendinginan PLTN itu harus dikosongkan total dan membutuhkan waktu sedikitnya 3 hari karena bearnya tangki tersebut.
Demikian dikutip Tribunnews.com, Sabtu(7/4/2013) dan mengkonfirmasikan hal tersebut langsung kepada pejabat pemerintah Jepang terkait.
Sumber pemerintah mengungkapkan kepada Tribunnews.com, bahwa tangki air itu cukup besar berisi sedikitnya 120 metrik ton air yang telah terkontaminasi,, dan air itu telah merembes ke sawah terdekat.
"Semua ada tujuh tangki bawah tanah berisi air yang telah tercemar radioaktif," papar sumber tersebut. Satu di antaranya, tambahnya lagi, ternyata merembes airnya ke sawah terdekat.
PLTN Fukushima (Daiichi) - reaktor pertama - memang tampaknya sangat parah rusak akibat gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 dan sampai sekarang masih dalam status seolah tak tersentuh karena kerusakan berat tersebut dan pembangkit mati total.
Pihak NRA memperkirakan perembesan tersebut bisa mencapai 800 meter dari posisi tangki bawah tanah tersebut. Dengan demikian akan semakin lebar dan luas kerusakan sawat terdekat PLTN tersebut.
Akibat teguran keras dari NRA tersebut, Tokyo Electric Power Co, operator PLTN tersebut, sejak Sabtu pagi segera bergerak untuk mengosongkan tangki bawah tanahnya tersebut.Sedikitnya tiga hari kerja barulah bisa dikosongkan dengan baik tangki tersebut yang berukuran 60 meter X 53 meter dan 6 meter dalam.
Sebanyak 13.000 metrik ton air tercemar radioaktif di dalam tangki-tangki (ada tujuh tangki) bawah tanah di PLTN tersebut.
Pada saat kebocoran pertama kali tahun 2011 lalu, menurut penulis Tomohiko Suzuki, hanya ada 50 orang yang berjuang mati-matian tak peduli lagi dengan radioatif agar kerusakan tertangani dan peluberan radioaktif bisa terhenti. Tiga di antara 50 "pahlawan" tersebut ternyata anggota Yakuza.
Info lengkap Yakuza bacalah www.yakuza.in