Berita Palsu Kebocoran Gas Kimia Gegerkan Rusia
Berita itu langsung dikutip oleh kantor berita nasional Rusia, RIA Novosti, dan radio Moscow Echo
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW - Masyarakat Siberia, Rusia, panik setelah Pemerintah Rusia mengeluarkan siaran pers darurat yang mengabarkan bahwa sebanyak 55 orang telah tewas akibat menghirup gas klorin beracun di kawasan itu.
Insiden itu berawal ketika layanan darurat, Jumat (4/10/2013), dijadwalkan melakukan latihan sejumlah skenario bencana seperti ledakan mematikan dan kebakaran di seluruh negeri.
Skenario bencana juga dibuat di wilayah Tyumen, sebuah kawasan industri yang memiliki penduduk sekitar 3,6 juta orang, dimana melibatkan gas beracun klorin di sebuah bangunan.
Namun situasi menjadi menegangkan ketika kantor pers darurat Kementerian Tyumen mengeluarkan pernyataan yang melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tiga orang pekerja dan 52 anggota masyarakat tewas.
Siaran pers itu menambahkan bahwa awan klorin beracun dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Tyumen, dan disekitar daerah timur laut.
Berita itu langsung dikutip oleh kantor berita nasional Rusia, RIA Novosti, dan radio Moscow Echo.
Butuh waktu sekitar lima menit bagi pihak berwenang untuk menyadari kesalahan mereka dan menerbitkan versi koreksi dari pernyataan yang menjelaskan bahwa ini semua hanya latihan, dan tidak ada yang terluka.
"Itu adalah pernyataan yang buruk," ujar seorang pejabat Layanan Darurat Tyumen, seperti dikutip dari Asiaone.com.
Kementerian Darurat Federal Rusia, harus mengeluarkan pernyataan di seluruh blk di ibukota yang menegaskan bahwa informasi itu merupakan bagian dari latihan.
Namun informasi palsu menyebar seperti api di seluruh jaringan sosial Rusia.
"Pada sekitar tengah hari, kantor kami dibanjiri telepon dari warga panik yang percaya bahwa sesuatu yang mengerikan telah benar-benar terjadi di Tyumen," ujar Pemerintah Tyumen dalam pernyataan. (asiaone.com)