Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Hari Setelah Topan Haiyan, Wilayah Pedesaaan Filipina Belum Tersentuh

Hampir sepuluh hari selepas topan Haiyan menghantam Filipina, bantuan telah mencapai bandara-bandara

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in 10 Hari Setelah Topan Haiyan, Wilayah Pedesaaan Filipina Belum Tersentuh
CNN
Warga yang selamat dari amukan Topan Super Haiyan, menerima bantuan yang disalurkan melalui bandara di Tacloban, sebelah timur Pulau Leyte, Minggu (10/11/2013). 

TRIBUNNEWS.COM - Hampir sepuluh hari selepas topan  Haiyan menghantam Filipina, bantuan telah mencapai bandara-bandara, pelabuhan, dan kota-kota, tetapi banyak orang di wilayah-wilayah pedesaan masih berjuang tanpa bantuan, demikian disampakan oleh Caroline Seguin koordinator tanggap darurat
Médecins Sans Frontières (MSF). Dia menggambarkan hambatan besar dalam hal logistik bantuan tanggap darurat untuk mencapai wilayah yang paling membutuhkan. Demikian rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com, Selasa (19/11/2013).
 
"Dalam beberapa hari semenjak topan menghantam, kami telah berhasil mengirimkan lebih dari 150 personel dan ratusan ton pasokan bantuan ke negara bersangkutan. Kini MSF tengah merawat ratusan pasien per hari, namun mimpi buruk dalam hal logistik dalam mengirimkan bantuan dasar untuk dibagikan ke wilayah-wilayah terdampak masih terus berlanjut.
 
Hujan deras dan jalan-jalan yang tertutup
Awalnya adalah cuaca yang sangat buruk, dengan hujan dan angin yang sangat kencang, yang menghalangi upaya-upaya tanggap darurat, serta jalanan yang tertutup oleh reruntuhan. Kemudian, juga muncul masalah dalam menerbangkan personel dan pasokan bantuan dengan pesawat, karena militer Filipina diberi prioritas sehingga mereka bisa mengamankan bandara dan kota-kota seperti Tacloban, juga mengevakuasi orang-orang serta mereka yang terluka dari daerah bencana. Ketika penerbangan komersial dan swasta dioperasikan kembali, bandara menjadi terlalu sibuk dan padat dengan menbanjirnya arus bantuan. Kami mencoba melihat kemungkinan pilihan transportasi air, tapi pilihan ini sangat lambat, kadang memerlukan waktu sampai 30-40 jam untuk mencapai wilayah terdampak.
 
Bandara macet
Kondisi ini terutama berkaitan dengan kapasitas logistik bandara-bandara kecil di wilayah terdampak bencana tersebut, dan kenyataan bahwa bandara-bandara ini tidak mampu menangani lalu lintas yang terlalu sibuk.  Bandara-bandara ini juga tidak memiliki infrastruktur yang memadai untuk menurunkan dan memuat barang dalam jumlah yang sangat besar di gudang. Tentu saja bukan hanya orang-orang dan barang yang berusaha masuk ke bandara; melainkan juga banyak pesawat yang mencoba mengevakuasi orang-orang dari wilayah bencana.
 
Mengevakuasi yang terluka
Di wilayah-wilayah kerja kami, sebagian besar orang-orang yang terluka parah telah dievakuasi beberapa minggu terakhir ini, begitu juga orang-orang yang tidak terluka. Sering kali, mereka yang dievakuasi adalah mereka yang mampu, sementara yang tinggal adalah mereka yang dalam kondisi paling rentan.
 
Kurangnya bahan bakar
Bahan bakar adalah masalah besar. Di Guiuan, di sebelah timur pulau Samar, tidak tersedia bahan bakar. Kami telah menggunakan mobil yang dipinjam dari kantor pemerintah setempat, dan kami tidak memiliki cukup bahan bakar untuk menggunakan mobil keluar kota. Oleh karenanya, kami mengirim mobil ke Guiuan dengan pesawat, sementara perahu darurat kami penuhi dengan jeriken berisi bahan bakar untuk diberangkatkan dari Cebu ke Guiuan. Begitu kami memeroleh bahan bakar, kami akan dapat mencapai wilayah-wilayah yang terisolasi di sepanjang pantai barat dan timur di Samar yang sejauh ini belum menerima bantuan.
 
Kontribusi besar dari relawan lokal
Masyarakat Filipina—warga setempat dan orang-orang dari berbagai wilayah di negara tersebut—telah memberikan kontribusi terbesar dalam kegiatan tanggap darurat. Kerja yang mereka lakukan luar biasa besarnya. Sangat menakjubkan—kami menyaksikan distribusi makanan, tim sukarelawan, sopir, orang-orang yang membuka rumahnya, meminjamkan mobilnya, perahunya—semuanya gratis. Orang-orang sangat mendukung kerja kami dan bantuan internasional secara umum. Di Palo, gubernur telah meminjamkan mobilnya, berikut bahan bakar, dan departemen kesehatan menyediakan tim tempat akomodasi. Sebuah perusahaan jasa transportasi telah meminjami kami sebuah perahu untuk mengirim pasokan dari Cebu ke Guiuan.
 
Tempat tinggal di sekolah dan stadion
Situasi di Tacloban benar-benar hancur. Beberapa rumah sakit harus melakukan pembedahan dan operasi Caesar tanpa sterilisasi. Ketersediaan obat-obatan sangatlah kurang, termasuk antibiotik. Semakin banyak didapati luka-luka yang terinfeksi. Di pos kesehatan di Palo, ke arah sebelah selatan Tacloban, 70 persen konsultasi adalah terkait dengan luka yang terinfeksi. Dan karena kondisi yang tidak hiegienis dan kurangnya akses terhadap air bersih, diare semakin meningkat.  Orang-orang masih berkumpul di sekolah-sekolah dan di stadion-stadion. Kebutuhan bantuan luar biasa besar.
 
‘Tidak ada bantuan sama sekali’  di beberapa wilayah pedesaan
Saat ini, upaya bantuan dikonsentrasikan ke wilayah Tacloban, dan memang kebutuhan di sana sangat besar. Namun, di beberapa tempat yang hanya berjarak beberapa kilometer, seperti Palo, Tanauan, dan Tolosa, hampir tidak ada bantuan yang masuk. Di Tolosa, terdapat satu pos medis untuk 55.000 jiwa. Di Talawan, lebih buruk lagi— tidak ada pos kesehatan. Walikota sedang mengupayakan sebuah tempat untuk membuat kamp penampungan bagi 5.800 keluarga yang mengungsi, yang tidak lagi memiliki tempat tinggal, air maupun makanan untuk bertahan hidup. Orang-orang tidak memiliki pilihan lain selain tidur di ruang terbuka sementara hujan deras turun terus menerus setiap hari.
 
Segera setelah terjadinya bencana topan ini, terdapat arus kedatangan berbagai organisasi dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam mengirimkan bantuan. Beberapa organisasi hanya memiliki sedikit persediaan dan hanya akan mampu bertahan selama dua sampai tiga minggu.
 
Kurangnya makanan dan air bersih
Di banyak wilayah, orang-orang terus menanyakan makanan, dan mereka tidak memiliki cukup air bersih. Untuk mencegah masalah-masalah kesehatan dalam situasi darurat seperti ini, orang-orang memerlukan sedikitnya 20 liter air bersih per hari untuk minum, mencuci dan memasak. Sebotol kecil air minum per hari tidaklah cukup.
 
Hujan masih terus mengguyur dengan deras, dan tempat tinggal adalah masalah besar. Kami sudah berencana mendistribusikan tenda; tetapi dengan terbatasnya bahan bakar, ini sulit dilakukan dan distribusi hanya akan dilakukan minggu ini. Kami juga akan melakukan distribusi barang tanggap darurat, seperti paket kebersihan pribadi (hygiene kits) serta perlengkapan memasak.
 
Kebutuhan kesehatan yang signifikan
 Dengan banyaknya fasilitas kesehatan yang hancur dan rusak, kebutuhan layanan kesehatan cukup signifikan, terlebih karena kondisi hidup sehari-hari kian memperparah infeksi saluran pernafasan, pneumonia, dan penyakit ditularkan melalui air. Di banyak wilayah tempat MSF bekerja—Panay, Guiuan, Ormoc, Tacloban dan Burauen—layanan kesehatan menghadapi banyak hambatan dan kami menitikberatkan perhatian pada pengembalian kondisi kesehatan dan layanan perawatan rumah sakit. Di Guiuan, rumah sakit tenda telah dijalankan di gedung rumah sakit umum yang rusak. Sementara itu di Tacloban, sebuah rumah sakit sementara (inflatable hospital) akan didirikan minggu ini dan akan menyediakan semua jenis layanan termasuk ruang perawatan darurat, departemen rawat inap, dan ruang bedah.  Saat ini, para perempuan dengan kondisi kehamilan yang sulit sama sekali tidak memiliki tempat bersalin yang aman atau tempat di mana mereka bisa menjalankan bedah Caesar, sehingga tim MSF segera akan mendirikan unit bersalin, kebidanan dan ginekologi. Dalam kondisi yang memprihatinkan seperti ini, kebutuhan layanan kesehatan jiwa sangatlah tinggi. Seluruh tim kami  telah mengikutsertakan petugas kesehatan jiwa atau psikolog. Layanan kesehatan jiwa merupakan aspek yang sangat penting dalam tindakan tanggap darurat kami, dan diimplementasikan secara langsung jika dibandingkan dengan jenis layanan yang lebih membutuhkan kapasitas logistik.”
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas