Anwar Ibrahim Kecam Spekulasi Pemerintah Malaysia Terkait MH370
Anwar Ibrahim, mengecam spekulasi bahwa pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang, seorang anggota partai pimpinan Anwar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, Selasa (18/3/2014), mengecam spekulasi bahwa pilot pesawat Malaysia Airlines yang hilang, seorang anggota partai pimpinan Anwar, mungkin telah terdorong oleh motif politik untuk menyabotase pesawat itu.
Anwar mengatakan, dia "muak" dengan apa yang dilihatnya, yaitu menggambarkan Kapten Zaharie Ahmad Shah sebagai "orang yang tak layak", sebagai upaya untuk mencoreng nama pilot itu dan entah bagaimana mengaitkannya dengan kepimpinanan oposisi dalam kasus hilang Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 pada 8 Maret itu.
Sorotan penyelidikan telah difokuskan pada Zaharie dan co-pilot, Fariq Abdul Hamid, sejak menjadi jelas bahwa pesawat itu dengan sengaja dialihkan dari jalur penerbangannya yang sebenarnya, yaitu ke Beijing, oleh seseorang di dalam pesawat.
Sejumlah laporan media mencatat bahwa Zaharie (53 tahun) adalah anggota aktif Parti Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar, dan sejumlah orang menduga ia mungkin telah menyabotase pesawat itu sebagai tindakan balas dendam politik. Dalam sebuah kasus yang sangat kontroversial, Anwar dinyatakan bersalah atas dakwaan sodomi pada Jumat dua pekan lalu, atau beberapa jam sebelum pesawat MH370 itu lepas landas pada Sabtu dini hari.
"Apakah itu merupakan kejahatan bagi seseorang untuk menjadi anggota Partai Keadilan Rakyat? Bagi saya itu adalah upaya untuk mengalihkan ketidakmampuan pemerintah," kata Anwar kepada kantor berita AFP. "Saya tentu saja tidak menganggap laporan berita itu serius tetapi saya berbicara karena saya bersimpati dengan pilot dan keluarganya," katanya.
"Hilangnya pesawat MH370 secara misterius mencerminkan bukan hanya rezim yang berkuasa tidak kompeten tetapi juga pemerintah tidak bertanggung jawab," tambah Anwar.
Pihak berwenang Malaysia harus membela diri terhadap berbagai tuduhan bahwa mereka menyembunyikan informasi penting pada tahap awal pencarian pesawat yang hilang itu.