Keluarga Penumpang Pesawat MH370 Ancam Mogok Makan
Keluarga penumpang asal China dalam pesawat Malaysia Airlines MH370, yang sudah putus asa, mengancam untuk melakukan mogok makan,
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM BEIJING, — Keluarga penumpang asal China dalam pesawat Malaysia Airlines MH370, yang sudah putus asa, mengancam untuk melakukan mogok makan, Selasa (18/3/2014), saat menuntut jawaban tentang pesawat yang hilang itu dari para pejabat Malaysia.
"Sekarang kami tidak punya kabar, dan semua orang bisa dipahami kalau khawatir. Para kerabat mengatakan, mereka akan pergi ke Kedutaan (Malaysia) untuk mencari duta besar," kata Wen Wancheng, yang putranya ada di pesawat yang hilang itu. "Duta Besar Malaysia mestinya menampilkan dirinya di sini. Namun, dia tidak melakukannya," kata Wen kepada wartawan setelah pertemuan rutin antara pejabat Malaysia Airlines dan anggota keluarga penumpang di sebuah hotel di Beijing.
"Para kerabat sangat tidak puas. Jadi, Anda mendengar, mereka mengatakan 'mogok makan'," tambah pria berusia 63 tahun yang berasal dari Provinsi Shandong di China bagian timur.
Dua pertiga dari penumpang Malaysia Airlines MH370, yang total membawa 239 orang, adalah warga China.
Di luar ruang pertemuan, seorang perempuan yang memegang plakat bertuliskan "Hargai kehidupan. Kembalikan keluarga kami" mengatakan kepada wartawan bahwa kerabat para penumpang akan melakukan mogok makan. Dia menolak untuk memberi tahu berapa banyak yang akan melakukan aksi mogok itu, atau menyebutkan namanya. "Karena mereka tidak memberi kami kebenaran tentang nasib orang-orang tersebut, kami semua protes," kata perempuan itu dengan marah. "Semua kerabat menghadapi persoalan mental," tambahnya.
Wen juga mengatakan, sejumlah kerabat penumpang telah berhenti datang ke pertemuan itu, mengingat begitu lama mereka menunggu informasi. "Ini tidak berarti menyerah," tambahnya. "Adalah normal kembali ke rumah. Seperti saya, saya telah pergi untuk waktu yang lama."
Beijing telah mengecam Malaysia terkait cara pemerintah negara itu menangani insiden tersebut.