Lima Staf MSF yang Diculik Sudah Dibebaskan
Lima orang staf organisasi kesehatan dunia Médecins Sans Frontières (MSF), yang sebelumnya dilaporkan diculik di Suriah, telah menghirup udara bebas.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima orang staf organisasi kesehatan dunia Médecins Sans Frontières (MSF), yang sebelumnya dilaporkan diculik di Suriah, telah menghirup udara bebas.
Dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (17/4/2014), Joanne Liu, Presiden Internasional MSF mengaku sangat lega mendengar informasi tersebut.
"Rasa lega melihat rekan-rekan kami kembali dengan selamat bercampur dengan perasaan marah atas aksi sinis ini yang telah menyebabkan penduduk yang sudah menderita karena perang tidak bisa mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkan," katanya.
Ia membeberkan, penculikan lima orang staf MSF tersebut berimbas terhadap operasi kemanusiaan yang dilakukan pihaknya di Suriah.
"Konsekuensi langsung dari tindakan menculik pekerja kemanusiaan adalah berkurangnya bantuan yang menyelamatkan nyawa. Korban jangka panjang dari penculikan adalah penduduk Suriah. Sekitar 150.000 orang di wilayah Jabal Akrad kini tidak mendapatkan layanan medis MSF di tengah zona perang," tuturnya.
Kelima orang staf MSF tersebut diculik oleh beberapa anggota kelompok bersenjata Suriah Pada tanggal 2 Januari, 2014.
Mereka bekerja di sebuah RS yang dikelola MSF di wilayah utara Suriah, dimana membantu menyediakan layanan kesehatan dasar bagi penduduk Suriah yang terkena dampak konflik.
Dari kelima orang tersebut tiga diantaranya dibebaskan pada tanggal 4 April 2014. Sementara sisanya dibebaskan pada 14 Mei 2014.
MSF mengkonfirmasi bahwa kelima orang tersebut saat ini tengah dalam perjalanan untuk berkumpul kembali dengan teman-teman dan keluarga mereka.
Dijelaskan di Suriah bagian utara, MSF terus menjalankan fasilitas medis lainnya. Mereka mengaku menemui hambatan keamanan yang menyebabkan upaya penyediaan bantuan terhadap mereka yang membutuhkan sangat sulit.
"Insiden ini menunjukkan pengabaian terhadap penduduk sipil yang terjadi di Suriah kini," tuturnya.
“Saat jutaan penduduk Suriah membutuhkan bantuan untuk tetap bertahan hidup, beberapa pihak bersenjata yang terlibat dalam perang menolak kehadiran bantuan kemanusiaan yang independen. Kami seharusnya mengelola salah satu program medis terbesar sepanjang 40 tahun sejarah MSF, sesuai dengan kebutuhan penduduk Suriah yang amat besar; namun dalam situasi saat ini, kapasitas kami untuk merespons menjadi amat sangat terbatas."
Namun MSF tidak merinci kronologis dan proses pembebasan ke lima orang staf mereka tersebut.
Sejak Juni 2012, MSF menjalankan RS dan pusat kesehatan darurat di bagian utara Suriah. Fasilitas-fasilitas ini telah menangani lebih dari 7.000 pembedahan, 53.000 intervensi di UGD, 88.000 konsultasi rawat jalan, dan lebih dari 2.000 persalinan aman.