72 Tewas Korban Longsor Hiroshima Akibat Akal-akalan Pengembang Perumahan
72 tewas korban longsor di Hiroshima Jepang diduga kuat akibat akal-akalan pengembang perumahan membangun di zona rawan bencana.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sampai dengan saat ini 72 orang meninggal akibat longsor di Hiroshima dan ratusan orang telah dievakuasi ke kota. Curah hujan 20 Desember lalu sempat 115 mm lebat sekali di daerah Asaminami dan Asakita.
Setelah diselidiki dan diungkapkan Fuji TV beberapa waktu lalu, ternyata daerah itu dulunya disebut daerah Ular. Sengaja dinamakan Ular agar tidak ada yang tinggal di sana karena memang daerah berbahaya.
Namun pihak Pengembang memanfaatkan dan membuat rumah-rumah hunian di sana. Antara 20-29 Agustus 2014 pihak kementerian Infrastruktur dan Transportasi Jepang melakukan survei ke 183 lokasi di Hiroshima, dan hasilnya 70 lokasi rawan bencana alam di Hiroshima, khususnya apabila ada hujan lebat datang kembali.
"Daerah itu memang dulunya dinamakan menggunakan kanji Ular. Masyarakat jaman dulu sebenarnya sudah tahu daerah bahaya agar tidak ditempati, jangan menghuni di sana. Ternyata pihak Pengembang, belakangan ini, mungkin buat cari duit dan keuntungan, nama daerah diganti dan dibuatkan rumah-rumah hunian. Akibatnya ya seperti itu, ada longsor hancur dan banyak sekali yang meninggal dunia," ungkap sumber Tribunnews.com pagi ini (31/8/2014) yang tak mau diungkapkan jati dirinya.
Masyarakat melihat longsoran yang terjadi seperti berbentuk ular pula saat kejadian 20 Agustus lalu. Perubahan nama memang benar terjadi. Dulu dinamakan Yagi Hebi Orochi Akutani. Hebi adalah ular.
Kini diganti dengan nama Asa(minami=selatan) dan Asa(kita=utara). Percaya apa tidak sudah kejadian 72 orang meninggal di daerah yang dulunya dinamakan "Ular" dan sesungguhnya bukan untuk dihuni. Apakah masyarakat jaman dulu memang sudah meramalkan akan terjadi bencana demikian kalau dihuni manusia?