Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Imigrasi Saudi karena Salah Sobek Paspor
paspor mereka sobek 'berjamaah' tepat di halaman satu yang berisi identitas dan foto pemilik paspor
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Enam orang jemaah haji Indonesia kelompok terbang 7 dari embarkasi Lombok, terpaksa berurusan dengan pihak imigrasi Bandara International King Abdul Aziz.
Pangkalnya, paspor mereka sobek 'berjamaah' tepat di halaman satu yang berisi identitas dan foto pemilik paspor.
Belakangan diketahui ternyata mereka ramai-ramai menyobek paspor saat masih di pesawat dalam penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah, Arab Saudi. Ketika itu mereka diminta mengumpulkan lembar D Dokumen Administrasi Penyelenggara Ibadah Haji (Dapih).
Dokumen ini berupa lembaran yang dilipat dan ada batas-batas untuk disobek. Lembar Dapih ini memang ditempel di paspor jemaah. Namun karena awam, saat diminta menyobek lembar D Dapih, mereka malah menyobek lembar pertama paspor.
Paspor yang disobek tersebut tersebut atas nama, Husnu Mahrum Abdullah (A8748031), Marhanah Sahar Salmah (A8748032), Mariaton Menah Manui (A8367689), Muslim Anwar Seman (A8367720), Suhaili Ismail Sidik (A8748033), dan Marah Muslim Karim (A8748034).
Keenam orang ini tertahan hingga satu jam sejak pesawat mendarat pada pukul 12.05 waktu Arab Saudi. Keberangkatan jemaah kloter 7 ke Madinah juga sempat terhambat akibat insiden ini.
"Sepertinya mereka salah pengertian karena awam," kata Kepala Daerah Kerja Jeddah Ahmad Abdullah Yunus di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu 10 September 2014, pada kru Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Jeddah, Rabu(10/9/2014).
Untungnya, proses di imigrasi tidak terlalu sulit. Imigrasi Arab Saudi bisa menerima penjelasan petugas dari Indonesia. Paspor jemaah akhirnya ditempel. "Nanti urusan administrasi akan diselesaikan di Madinah, apakah dibuat surat laksana paspor atau bagaimana," kata Abdullah.
Jurman, bagian protokol KJRI Jeddah yang kebetulan berada di bandara menuturkan, untungnya saat ini sedang musim haji dan jemaah datang berombongan. "Ada pemerintah yang menjamin, jadi pemerintah Saudi lebih fleksibel," katanya. (Kholish Chered)