Indonesia Giatkan Upaya Bagi Kerangka Perjanjian Perubahan Iklim Baru
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tekad Indonesia untuk melipatgandakan upaya
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.NEW YORK- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tekad Indonesia untuk melipatgandakan upaya dalam pidato singkat pada KTT Iklim di Markas PBB di New York hari Selasa (23/9/2014).
Presiden Yudhoyono mengatakan Indonesia telah mengambil sejumlah langkah untuk menjawab tantangan perubahan iklilm tersebut. Antara lain memenuhi target mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26% selambat-lambatnya pada tahun 2020, mempertegas sikap pada pihak-pihak yang masih melakukan penggundulan hutan dan penurunan fungsi lahan, berupaya melakukan eksplorasi potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon, dan menandatangani kesepakatan Amandemen Doha bagi Protokol Kyoto.
Presiden Yudhoyono mengatakan, Indonesia siap meningkatkan kerjasama dengan mitra-mitranya karena “kemitraan merupakan keharusan”. Dalam pernyataan singkatnya Presiden Yudhoyono menyebut kerjasama erat Indonesia dengan Norwegia dalam isu lingkungan hidup ini.
KTT Iklim yang merupakan bagian dari sidang ke-69 Majelis Umum PBB ini juga diramaikan dengan kehadiran aktris Li Bingbing yang juga Utusan Khusus PBB Untuk Lingkungan Hidup dan aktror Leonardo diCaprio yang merupakan Utusan PBB Untuk Perdamaian. Keduanya juga menyuarakan percepatan langkah konkrit menghadapi perubahan iklim. Hadir pula Walikota New York Bill de Blasio dan Ketua Generation Investment Management – Climate Reality Project yang juga mantan wakil presiden Amerika Al Gore.
KTT Iklim ini dihadiri oleh 125 pemimpin, tetapi dua pemimpin negara yang dinilai paling banyak mencemarkan lingkungan dan melepas karbon di dunia – yaitu China dan India – justru tidak hadir dalam KTT ini. Keduanya hanya mengirim pejabat terkait urusan lingkungan hidup.
Sementara itu Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan negaranya akan menyumbang sekitar 1 Milyar dolar dalam beberapa tahun ini untuk membantu negara-negara miskin mengatasi perubahan iklim. Nilai sumbangan ini setara dengan sumbangan yang dijanjikan Kanselir Jerman Angela Merkel. Sejauh ini baru kedua negara Eropa itu yang mengumumkan akan memberi sumbangan.(VOA)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.