Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mekhala Sofsky Dipecat Hanya karena Hamil dan Punya Anak

Desember 2014 lalu, Mekhala Sofsky (30) melayangkan surat tuntutan hukum pada perusahaan donat populer, Doughnut Plant, yang berlokasi di Brooklyn.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mekhala Sofsky Dipecat Hanya karena Hamil dan Punya Anak
Redbook.com
Mekhala Sofsky (30) mengaku dipecat oleh atasan karena hamil dan punya anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Desember 2014 lalu, Mekhala Sofsky (30) melayangkan surat tuntutan hukum pada perusahaan donat populer, Doughnut Plant, yang berlokasi di Brooklyn, Amerika Serikat. Penyebabnya adalah Sofsky merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif, yakni dipecat karena hamil dan memiliki anak.

Perlakuan diskriminatif dari manajemen, menurut Sofsky, bermula setelah dia memberitahukan bahwa dirinya tengah mengandung.

"Sebelum aku hamil, perlakuan mereka (manajemen) sangatlah baik dan semua berjalan lancar. Aku tidak memiliki keluhan, tidak ada masalah berarti. Namun, setelah aku melaporkan bahwa aku hamil, satu per satu semua itu berubah dan menjadi semakin buruk," terang Sofsky.

"Hal ini benar-benar mengecewakan karena kinerja ku tidak mengalami penurunan. Memang aku hamil dan ada beberapa hal dalam pekerjaan yang mesti disesuaikan," katanya.

Selanjutnya, kata Sofsky, pemilik toko donat, Mark Israel, berusaha memanipulasinya dengan menegaskan bahwa dirinya pernah mengajukan niat untuk berhenti kerja karena ingin menjaga serta merawat bayi dengan maksimal.

Pernyataan tersebut disangkal Sofsky. Sebab, dia tidak pernah mengatakan ingin mengundurkan diri. Sebaliknya, sebelum cuti hamil, Israel secara lisan telah menyetujui keinginannya untuk kembali bekerja seperti biasa.

Alih-alih mengambil jalan tengah dan mencari solusi dari kemelut ini, Israel justru menurunkan jabatan Sofsky yang sebelumnya seorang manajer operasional dua cabang toko donat, menjadi seorang karyawan biasa pada satu cabang dengan sistem gaji jam-jam-an.

Berita Rekomendasi

Alhasil, pendapatan Sofsky pun menurun sebanyak 50.000 dolar AS atau lebih kurang Rp 600 juta dalam setahun. Gaji baru yang diberikan oleh Israel hanya 14 dolar AS per jam atau setara dengan Rp 150 ribu.

Kondisi yang sama sekali tidak menguntungkan Sofsky ini terus memburuk hingga akhirnya Israel benar-benar memecatnya pada April 2013 silam. Sekarang, Sofsky tengah memperjuangkan hak-haknya sebagai seorang wanita dan karyawan yang telah mendedikasikan waktu serta pikiran untuk kepentingan sebuah perusahaan.

Baru-baru ini, sebuah kasus serupa juga menyeruak dan tengah menjadi sorotan publik. Seorang karyawan wanita yang tidak disebutkan identitasnya, mengaku telah dipecat karena keputusan sepihak dan sangat diskriminatif. Alasannya adalah karena sang karyawan wanita yang sedang hamil tersebut sering bolak-balik kamar mandi dan itu sangat merugikan waktu yang telah dibayarkan oleh perusahaan. (Kompas.com/Agustina)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas