Pilot Pesawat TransAsia Dicap Sebagai Pahlawan
Pilot rupanya berupaya untuk menghindari jatuhnya korban jiwa lebih banyak dengan membawa pesawatnya ke sungai.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilot pesawat TransAsia yang meninggal saat pesawat yang dikemudikannya jatuh di sungai Keelung, Taiwan, kemarin, dicap sebagai pahlawan.
Para ahli penerbangan menilai, kepiawaian Liao Chien-tsung untuk mengendalikan pesawat ATR-72-600 turboprop yang diterbangkannya menjauhi daerah dengan populasi dan bangunan-bangunan tinggi telah mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak.
"Berdasarkan jalur penerbangan, pilot menyimpang dan mencoba untuk menghindari rintangan. Pilot rupanya berupaya untuk menghindari jatuhnya korban jiwa lebih banyak dengan membawa pesawatnya ke sungai. Itu adalah langkah yang sangat berani," ujar analis penerbangan yang berbasis di Hong Kong, Daniel Tsang, seperti dikutip dari Thestarmalaysia, Kamis (5/2/2015).
Ucapan pujian sekaligus belasungkawa juga dialamatkan kepada pilot pesawat di sosial media. "Saya percaya pilot berhasil mengarahkan pesawat dari bangunan bertingkat tinggi, ia adalah seorang pahlawan," uar Gin Oy, seorang penulis dan aktris, dalam halam Facebook-nya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seseorang yang berada di kokpit pesawat maskapai penerbangan komersial TransAsia, yang jatuh di sungai Keelung, Taiwan, kemarin, sempat melakukan panggilan darurat sebelum pesawat jatuh ke air.
Panggilan darurat itu diterima oleh Menara Kontrol Lalu Lintas (ATC), dari pesawat TransAsia bernomor penerbangan, GE235 tersebut. "GE235. Mayday, mayday mesin mati.." seperti dikutip Tribunnews.com, dari CNN, Kamis (5/2/2015).
Rekaman panggilan tersebut telah diverivikasi oleh LiveATC.net, yang merekam rekaman percakapan Menara Kontrol Lalu Lintas di seluruh dunia.
Belum diketahui apakah panggilan itu dilakukan oleh pilot pesawat atau kopilot pesawat.(Thestarmalaysia.com)