Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jihadi John dan Teroris ISIS Sering Tonton Teletubbies

"Mereka menonton apapun, dari Teletubbies sampai Game of Thrones," ungkap Henin, warga negara Prancis yang pernah disandera 10 bulan oleh ISIS.

Penulis: Y Gustaman
zoom-in Jihadi John dan Teroris ISIS Sering Tonton Teletubbies
mirror.co.uk
Jihadi John atau Mohammed Emwazi, eksekutor utama sandera asing yang ditangkap ISIS kerap menghabiskan waktunya di depan televisi, menyaksikan Teletubbies sampai Game of Throne. 

TRIBUNNEWS.COM, EROPA - Di balik kekejamannya memenggal para sandera dan menembaki kelompok minoritas, Jihadi John dan anggota kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ternyata banyak menghabiskan waktunya di depan televisi.

Nicolas Henin, warga negara Prancis yang pernah disandera mengungkapkan Jihadi John atau Mohammed Emwazi sering menonton Teletubbies dan Game of Thrones, seperti dilansir Mirror.co.uk, Selasa (10/3/2015).

"Mereka menonton apapun, dari Teletubbies sampai Game of Thrones," ungkap Henin.

"Para anggota yang direkrut adalah orang-orang yang rapuh -- setelah didorong untuk melakukan kejahatan mereka tidak mengetahui cara untuk kembali."

Henin mengatakan ia dan rekannya Pierre Torres yang juga pernah ditahan selama 10 bulan, melihat video Emwazi mengeksekusi David Haines.

Namun, dalam wawancara dengan BBC, Henin menolak berbicara banyak dan rinci tentang Emwazi dengan alasan masih ada rekannya sesama wartawan dari Inggris, John Cantlie, masih disandera kelompok militan ISIS.

Sementara seorang insinyur asal Rusia, Sergey Gorbunov, dibunuh ketika Henin masih menjadi tahanan di sana. Peristiwa itu dikenang para tahanan lewat sebuah upacara kecil, katanya.

BERITA REKOMENDASI

"Semua orang memberikan penghormatan kepadanya. John Cantlie berbicara terlebih dahulu dan kemudian kami mengheningkan diri satu menit," tambahnya.

Selama disandera 10 tahun di sana, Henin berbicara dengan sejumlah penculiknya. Ia mengaku melihat banyak keraguan dialami para penculik itu.

"Saya ingat beberapa penculik, kami berdiskusi yang menunjukkan keyakinan mereka sedikit rapuh. Bahkan, mereka telah menyesal atas apa yang mereka lakukan. Sedikit obrolan mungkin membantu, tapi tidak ada kasihan sama sekali, karena mereka benar-benar tidak memberikan belas kasih," imbuhnya.

"Meminta belas kasihan kepada mereka adalah hal terburuk yang dapat Anda lakukan. Ini bodoh. Jangan pernah mencobanya."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas