Panglima Tentara Libya: ISIS Bakal Menyeberang ke Eropa
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS berpotensi besar menjangkau Eropa lewat laut Mediterrania.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, LIBYA - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS berpotensi besar menjangkau Eropa lewat laut Mediterrania, jika negara-negara Barat gagal mendukung dan mempersenjatai tentara Libya.
Libya adalah sebuah negara di wilayah Maghrib, Afrika Utara. Posisi Libya dengan Eropa hanya terpisah oleh laut Mediterrania.
Peta Libya dan Eropa yang dipisah oleh laut Mediterrania
Jenderal Khalifa Haftar, panglima tentara pemerintahan Libya yang diakui secara internasional, mengatakan ISIS telah memperluas kekuasaannya setidaknya di dua kota Libya yang berada di pesisir laut Mediterrania. Mereka diyakini akan mencaplok wilayah lainnya. Bisa jadi ini akan menjadi ekspansi besar pertama ISIS dari pusat kekuasaan mereka di Suriah dan Irak.
Sinyalemen perluasan pengaruh ISIS di Libya ditandai oleh pengakuan mereka sehari setelah menyerang sebuah museum yang dipenuhi banyak turis asing, Rabu (18/3/2015). Dalam serangan itu 23 orang turis asing tewas.
Haftar mengatakan kepada Associated Press dalam sebuah wawancara seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (20/3/2015), bahwa kekuatan dan dukungan negara-negara Barat kepada Libya diperlukan untuk melawan ISIS.
"Kami hanya menginginkan persenjataan dan amunisi saja. Kami memiliki tentara. Setiap harinya jumlah tentara kami bertambah," ungkap Haftar.
Ia juga mengingatkan negara-negara Barat bahwa ISIS akan menyebar ke negara-negara di Eropa apabila Barat tidak memberikan bantuan nyata untuk membantu rakyat Libya, khususnya tentara Libya."
ISIS, sambung Haftar, "Akan menuju ke Eropa bersama imigran ilegal, di mana korupsi dan penghancuran akan menyebar di sana seperti yang dialami Libya. Namun akan sulit menghadapi mereka."
Komentar Haftar muncul bersamaan utusan PBB untuk Libya, Bernardino Leon, yang melaksanakan pertemuan dengan sejumlah delegasi pemerintah Libya yang berpusat di Tobruk dan pemerintah saingan Libya yang berbasis di Tripoli, di ibu kota Maroko di Rabat, Jumat ini.
Kamis kemarin, delegasi dari Tripoli menunda perjalanan mereka ke Maroko setelah bandara komersial satu-satunya di ibu kota negara mendapat serangan udara PBB dan pemerintahan Libya yang sah.
'Ribuan Tentara'
ISIS sedang memanfaatkan konflik yang memecah belah Libya sekarang ini di mana pemerintahan saingannya sedang berjuang untuk menguasai Libya.
Pemerintah Libya yang mendapat pengakuan internasional dan menjadi tonggak kembalinya Haftar, harus terusir dari Tripoli tahun lalu. Pemerintah sah ini hanya terbatas di Tobruk, kota kecil sebelah timur Libya dan kota-kota terdekat lainnya. Sementara kelompok lain yang disokong para pejuang, telah mendirikan pemerintahan sendiri di Tripoli.
Diperkirakan, jumlah pejuang ISIS di Libya telah meningkat 7.000 sampai 7.500 orang, kata Haftar. Jumlah tersebut termasuk pejuang dari Afrika, negara-negara Timur Tengah dan Arab yang selama ini mendapat pelatihan di Suriah.
Pemerintah terpilih Libya mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB bulan lalu untuk mencabut embargo senjata dan memfasilitasi permintaan puluhan jet tempur, tank dan senjata lainnya untuk melawan kelompok bersenjata.