Dengar Suara Misterius di Telinga? Awas, Bisa Jadi Anda Menderita Tinitus
Sebab musabab menggaungnya suara misterius mirip terompet di langit, terus menjadi bahan polemik.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA SERIKAT - Sebab musabab menggaungnya suara misterius mirip terompet di langit, terus menjadi bahan polemik.
Perdebatan itu ternyata tak hanya milik kalangan akademis, tapi juga warga biasa yang aktif di jejaring media sosial alias netizen.
Satu spekulasi terkait suara misterius yang sedang heboh di kalangan netizen adalah, gangguan pendengaran dari saksi pendengar.
Gangguan yang dimaksud biasa dikenal dengan tinitus.
Ajuan dari beberapa ahli medis itu diperkirakan menjadi penyebab beberapa orang mendengar suara misterius.
Tetapi, menurut LiveScience, hasil tes dari para saksi menunjukkan bahwa pendengaran mereka normal.
Lalu, seperti apa gangguan pendengaran tinitus yang sempat dicurigai menjadi penyebab beberapa orang mengalami pendengaran misterius itu?
Dilansir dari Seattle Times Newspaper, tinitus adalah gangguan pendengaran yang menyebabkan penderitanya mendengar bunyi berdengung atau berdesis di telinganya tanpa ada suara tersebut di sekitarnya.
Penyebab dari tinitus bisa bermacam-macam, namun sebagian besar kasus disebabkan oleh paparan bising atau suara keras. Yang lain biasanya diakibatkan oleh penyakit-penyakit lain, seperti jantung, sinus, atau kelainan.
Seorang teknisi audio, Alan Starr, dikatakan situs CommonHealth merupakan satu dari penderita tinitus.
Pria itu mengaku mendapatkannya akibat terpapar suara bom pada insiden pemboman Boston Marathon.
"Suaranya berfrekuensi tinggi, seperti sebuah siulan. Suara itu stabil dan konstan, tidak pernah berhenti," ungkap Starr, menceritakan penderitaannya yang menurutnya tak berujung.
Soal penanganannya, sangat bervariasi, meski tidak semua menjanjikan kesembuhan. Satu di antaranya adalah terapi suara.
Namun, jika tinitus didapat dari penyakit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya, gangguan tersebut akan hilang jika penyakitnya ditangani.
Untuk menghindari trauma kebisingan atau tinitus, dianjurkan untuk semakin peka dalam menggunakan telinga, terutama untuk mendengar suara keras.
Selalu ingat bahwa lingkungan yang membuat berbicara harus sampai berteriak adalah lingkungan bising.
Paparan suara bising yang diterima oleh telinga harus dibatasi setidaknya delapan jam. Bahkan, sejam mendengar mesin pemotong rumput saja sudah merusak pendengaran.
Penggunaan penyumbat atau penutup telinga dapat mengurangi kebisingan hingga 15 desibel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.