Sistem Pembisik Perusahaan Jepang Toshiba tidak Berfungsi
Skandal akuntansi perusahaan raksasa Jepang Toshiba baru-baru ini, salah satunya karena 'pembisik' (whistle-blower) tidak berfungsi dengan baik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Skandal akuntansi perusahaan raksasa Jepang Toshiba baru-baru ini, salah satunya karena 'pembisik' (whistle-blower) tidak berfungsi dengan baik padahal tiap tahun menerima lusinan komplain dari masyarakat.
"Dari laporan tim investigasi independen ternyata salah satu penyebab skandal akuntansi Toshiba karena sistem pembisik tidak berfungsi dengan baik," kata sumber Tribunnews.com, Sabtu (25/7/2015).
Laporan lengkap tim investigasi Toshiba diterima Tribunnews.com dari sumber, dengan jumlah 90 halaman tertulis rinci.
Pada halaman 75 tertulis jelas bahwa fungsi pembisik yang telah dimasukkan ke dalam sistem di Toshiba ternyata tidak berfungsi dengan baik.
Tertulis pada laporan itu, "Sistem pembisik telah dipasang dalam sistem yang ada di Toshiba dan telah menerima lusinan keluhan dari berbagai sumber. Tetapi sama sekali tidak ada laporan yang masuk terkait dengan kasus skandal akuntansi ini. Dengan demikian kelihatan sekali semua laporan yang masuk sangatlah tidak signifikan dapat diduga bahwa sistem whistle-blower belum cukup digunakan dengan baik untuk beberapa alasan."
Tim independen yang diketuai Jaksa Senior Jepang, Koichi Ueda didampingi pengacara senior Hideki Matsui serta para akuntan senior Jepang yang sangat profesional dalam menjalankan tugasnya.
Tim independen menemukan jumlah 151,8 miliar yen skandal akuntansi ini seharusnya negatif atau merugi telah dialami Toshiba saat ini. Bahkan kemungkinan mencapai 500 miliar yen karena itu (151,8 miliar yen) adalah perhitungan Net Profit.