Asap Ganggu Bisnis Pariwisata Malaysia
Nasri mengatakan, dalam sepekan ini banyak turis asing yang datang ke Melaka menanyakan tentang polusi asap tersebut.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pelaku industri pariwisata di Malaysia mengharapkan pemerintah Indonesia dapat segera mengatasi masalah kebakaran hutan yang menyebabkan tersebarnya kabut asap hingga ke Negeri Jiran tersebut.
"Kami harapkan kebakaran bisa dipadamkan, kabut asap cukup mengganggu pariwisata kami," kata Nasri, pejabat dari Tourism Melaka, di Melaka, Malaysia, Kamis (17/9).
Nasri mengatakan, dalam sepekan ini banyak turis asing yang datang ke Melaka menanyakan tentang polusi asap tersebut. "Kami jelaskan bahwa ini akibat kebakaran hutan di Sumatera dan tidak terjadi sepanjang tahun," katanya.
"Selasa (15/9), kondisi di Melaka paling parah. Indeks pencemaran udara hingga mencapai angka 200," kata Nazri.
Ia juga mengatakan, bahwa kondisi seperti ini hampir setiap tahun dialami di Melaka pada bulan-bulan tertentu. Apalagi lokasi Melaka yang cukup dekat dengan Sumatera.
Melaka sendiri merupakan salah satu tempat tujuan wisatawan asing ke Malaysia. Rata-rata setahun sekitar 15 juta wisatawan asing datang ke kota bersejarah tersebut.
Sementara itu Siti Norlizawati, manajer bisnis Serama Adventure Park yang mengelola wisata petualangan di Malaysia juga mengharapkan masalah kabut asap ini tidak semakin parah.
"Jika terjadi kabut asap kami tidak boleh menggelar kegiatan yang melibatkan anak-anak," kata Norlizawati ketika memandu kunjungan peserta Reli Mobil China-ASEAN di Kuala Kangsar, negara bagian Perak, Malaysia, Rabu (16/9).
Meski lokasinya dari selat Malaka lebih jauh dari Melaka atau Kuala Lumpur, sebagian wilayah Perak juga terkena kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera itu.
"Dalam acara penyambutan reli mobil ini, ada beberapa acara tarian tradisional anak-anak yang terpaksa dibatalkan, karena sekolah ditutup, semua anak disarankan tidak boleh keluar karena udara tidak sehat," katanya.