Indonesia-AS Bangun Kemitraan Strategis
Kedua Menlu membahas upaya untuk meningkatkan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat yang lebih strategis
Penulis: Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya Menlu AS, John F. Kerry di Washington DC, Senin (21/9/2015) kemarin.
Kedua Menlu membahas upaya untuk meningkatkan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat yang lebih strategis.
"Peningkatan kemitraan Indonesia dan AS yang lebih strategis akan mencerminkan prioritas dan agenda Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo," kata Menlu Retno dalam keterangannya, Selasa (22/9/2015).
Retno mengatakan hasil pembahasan bentuk kemitraan Indonesia-AS kedepan tersebut akan dilaporkan kepada masing-masing Kepala Negara.
Kedua Menlu juga membahas resmi rencana kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke AS pada tanggal 26 Oktober 2015.
"Saya ingin pastikan dengan Menlu Kerry kunjungan Presiden Jokowi ke AS memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat," kata mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu.
Dalam kunjungan Presiden RI yang akan datang, Presiden Obama direncanakan akan menyambut Presiden RI di Oval Office. Sebagai tamu khusus Pemerintah AS, Blair House disiapkan sebagai tempat istirahat Presiden Jokowi selama kunjungan Presiden RI di Washington DC.
Pertemuan di Oval Office antara kedua Kepala Negara dilakukan terakhir pada sepuluh tahun yang lalu pada tahun 2005. "Pertemuan di Oval Office dan tinggalnya Presiden Jokowi di Blair Housememberikan simbol kedekatan hubungan kedua Negara," kata Retno.
Kunjungan Presiden Jokowi ini juga dilakukan seiring lima tahun kemitraan Komprehensif Indonesia dan AS yang diluncurkan pada tahun 2010.
"Saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Amerika Serikat, Kedua Kepala Negara direncanakan akan meluncurkan hubungan Indonesia dan AS yang lebih strategis," kata Retno.
Dalam pertemuan bilateral, selain membahas persiapan dan hasil-hasil kunjungan Presiden RI, Kedua Menlu juga membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua Negara dan juga isu-isu bilateral lain yang menjadi kepentingan kedua negara.
"Selain kerja sama di bidang ekonomi, hubungan antara Indonesia-AS juga difokuskan pada kerja sama di bidang maritim, pertahanan dan keamanan serta demokrasi dan pluralisme," tegas Retno.
Selain berbagai isu bilateral kedua Negara, Kedua Menlu juga membahas berbagai isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama kedua Negara. Agenda ASEAN dan KTT Asia Timur serta perkembangan terakhir dalam upaya mempertahankan stabilitas dan keamanan di Laut Cina Selatan pun menjadi perhatian pertemuan bilateral tersebut.
Dalam pertemuan itu, Menlu Kerry menegaskan bahwa sebagai negara kunci di ASEAN, Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga sentralitas ASEAN.
Dikatakan Retno, kedua Menlu juga secara khusus membahas isu perubahan iklim utamanya terkait komitmen kedua Negara untuk menurunkan tingkat emisi melalui komitmen INDC dan upaya untuk mensukseskan Konferensi Perubahan Iklim di Paris November mendatang.
Dalam pertemuan bilateral, kedua Menlu juga membahas kerjasama untuk mempromosikan toleransi dan moderasi dalam menyikapi berbagai tantangan fenomena radikalisme global. Secara khusus, Retno mengangkat pentingnya memanfaatkan Masjid Indonesia di Washington DC sebagai pusat penyebaran pluralisme.
Adapun Menlu Kerry menggarisbawahi bahwa Indonesia merupakan power house toleransi dan pluralisme. Dalam hal ini Menlu Kerry menyampaikan bahwa sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia punya peran penting dalam mengatasi berbagai ancaman radikalisme dan ektrimisme di dunia dewasa ini.
Selain pertemuan bilateral, Retno juga menyampaikan Key note Speech pada forum US-Indonesia Society (USINDO). Pada sambutannya, Retno menyampaikan program prioritas Pemerintahan Jokowi yang dapat dikerjasamakan dengan Amerika Serikat.
"Ke depan, kerjasama Indonesia-AS difokuskan pada program prioritas Kabinet Kerja Jokowi," kata Menlu Retno.
Untuk diketahui, AS merupakan mitra dagang terbesar ke-4 bagi Indonesia dengan total perdagangan tahun 2014 mencapai USD27.7 milyar. Di bidang investasi, AS menduduki peringkat ke-6 di Indonesia dengan nilai investasi USD 1.3 Milyar. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan AS ke Indonesia mencapai 234.117 orang pada tahun 2014.