Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usianya Baru 14 Tahun, Tapi Nihal Terlihat Seperti Orang Tua

Kulit keriput yang kendur dan dipenuhi bercak hitam merepresentasikan dirinya seperti orang tua.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Usianya Baru 14 Tahun, Tapi Nihal Terlihat Seperti Orang Tua
MIRROR.CO.UK
Nihal (14), remaja asal Mumbai, India, penderita Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome (HGPS) atau sindrom progeria (penuaan dini). 

TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI -- Dari segi usia, Nihal (14), seumuran dengan remaja lainnya. Namun, ada yang membedakan fisik remaja yang berdomisili di pinggiran Mumbai, India, itu dengan teman-teman lainnya.

Kulit keriput yang kendur dan dipenuhi bercak hitam merepresentasikan dirinya seperti orang tua. Selain itu, rambut yang seharusnya tumbuh subur telah rontok tanpa menyisakan sehelai pun.

"Anak saya mengalami penuaan delapan kali lebih cepat dari siklus manusia normal," terang ayah Nihal, Srinivas, dikutip Mirror.

Keluarga Nihal baru mengetahui kelainan genetik terhadap sulung dari tiga bersaudara tersebut sejak lima tahun lalu.

Secara medis dia mengidap Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome (HGPS). Namun, secara harafiah disebut Progeria atau penuaan dini.

Keanehan pada tubuh Nihal mulai terlihat sejak usianya belum genap 2 tahun. Awalnya, kata Srinivas, anaknya lahir dan tumbuh normal hingga usia 18 bulan.

Tiba-tiba mucul beberapa belang berupa bintik-bintik hitam di kulitnya. Tumbuh kembangnya pun kian bermasalah saat kulitnya terlihat menua dengan cepat.

Berita Rekomendasi

Lalu, rambutnya rontok perlahan hingga kepalanya plontos. Sendi-sendinya menjadi lemah. Serta berat dan tinggi badannya pun jauh dari proporsi remaja normal.

Saat ini, Nihal memiliki tinggi 4 kaki atau sekitar 130 cm dengan berat 12,5 kilogram.

Dengan kondisi seperti itu, Nihal pun terpaksa berhenti sekolah karena selalu diejek teman-teman sebayanya. Padahal, kondisi dan kemampuan otaknya sendiri tetap normal seperti remaja seusianya.

Nihal sempat mendapat uji klinis di pusat Yayasan Penelitian Progeria di Boston, AS Desember tahun lalu.

Dokter menggunakan obat kanker yang disebut Lonafarnib dan membalikkan perubahan dalam pembuluh darah. Dengan harapan dapat memperlambat proses penuaan terhadap tubuhnya.

Pengobatan tersebut diklaim dapat membuat hidupnya lebih lama, serta dapat membantunya meningkatkan fleksibilitas sendi dan mendapatkan bobot badan lebih, kira-kira 2 kilogram.

"Kami (keluarga) tidak peduli berapa lama dia bisa bertahan hidup. Saat ini, kami hanya mencoba memenuhi setiap keinginannya untuk mengurangi beban psikologisnya," papar Srinivas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, sindrom Progeria disebabkan oleh mutasi gen LMNA, atau lamin A. Gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi protein yang membantu menjaga integritas struktural dari inti dalam sel.

Meski dengan kondisi penuh keterbatasan, keluarganya terus memberi semangat kepada bocah yang memiliki sifat lembut dan baik tersebut. Begitu juga dengan dua saudara kandung yang terlahir normal Sonu (11) dan Lucky (4).

Sama seperti remaja lainnya, Nihal memiliki mimpi untuk mengunjungi atau menemui hal yang diimpikannya.

"Dia (Nihal) bilang memiliki tiga keinginan dalam hidupnya. Bertemu robot ASIMO buatan Honda di Jepang, pergi ke Disneyland di California dan satu keinginan rahasia yang akan dikatakannya suatu hari nanti," demikian Srinivas.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas